Joyce Tyldesley, arkeolog yang mendalami sosok perempuan kuno itu, menulis buku yang menggambarkan sosok dari ratu tersebut.
Dalam buku yang berjudul Nefertiti's Face: The Creation of An Icon bahwa Nefertiti, sang ratu Mesir Kuno itu digambarkan sebagai sosok yang glamor dan anggun.
Saking populernya, Nefertiti bahkan menjadi ikon kecantikan bagi masyarakat modern. Terutama, kecantikan yang tidak melulu berkiblat pada kebudayaan ras kulit putih.
Namun, kisah hidup sang ratu jarang diketahui banyak orang. Sosok Nefertiti mulai tenar sebagai simbol kesempurnaan feminin.
Tyldesley menegaskan obsesi masyarakat modern yang hanya terpaku pada kecantikan Nefertiti, namun tak mengetahui bagaimana masa lalu sang ratu.
Meski asal-usulnya tidak diketahui, setidaknya pakar berhasil menemukan bukti meyakinkan bahwa Nefertiti yang namanya berarti “kecantikan hakiki” adalah permaisuri agung dan istri utama Firaun Amenhotep IV. Raja tersebut memerintah Mesir pada abad ke-14 SM.
Nefertiti hidup dalam prasasti-prasasti kuno yang penuh ketidaksempurnaan. Salah satu reliefnya menggambarkan pasangan kerajaan yang berpelukan saat naik kereta kuda memancarkan sinarnya di atas langit.
Di lukisan lain, Nefertiti berkuda selama prosesi upacara. Ada juga prasasti yang menunjukkan betapa eratnya ikatan kekeluargaan mereka. Dalam gambar tersebut, Akhenaten dan Nefertiti tampak sedang menimang bayi-bayi perempuan.
Tak semua ukiran sang ratu menggambarkan kebahagiaan rumah tangga mereka. Nefertiti juga menegakkan hukum dan memerintah rakyatnya.
Dalam satu gambar yang ditemukan di Hermopolis, sang Permaisuri Agung itu berada dalam jajaran yang setara dengan para penakluk laki-laki.
Dia tampak mengalahkan musuh Mesir dengan gada. Mengingat perannya sebagai wakil raja, maka tak heran jika Nefertiti bisa mengambil alih kekuasaan.
Dalam ikonografi agama periode itulah status Nefertiti sebagai Permaisuri Agung benar-benar bersinar. Sang ratu sering digambarkan sedang menyembah Aten sendirian. Dia melakukan pemujaan di kuil khusus perempuan.
Reliefnya tidak menunjukkan hubungan antara dewa dan umat manusia, melainkan menggambarkan Nefertiti sebagai bagian dari para ilah itu.
Relief dekoratif, yang diyakini berasal dari struktur Aten yang dibangun Amenhotep IV di Karnak. Karya tersebut mengilustrasikan Nefertiti mengangkat tangannya secara langsung ke Aten.
Peran seperti itu biasanya hanya diperuntukkan bagi raja. Namun, pada relief tersebut Nefertiti justru berdiri paling depan. Gambarnya membuktikan seberapa besar pengaruh sang ratu pada saat itu.
Meski digambarkan memiliki pengaruh yang besar, namun sejak Akhenaten meninggal tidak ada lagi catatan mengenai Nefertiti. Hingga kini, belum ada yang berhasil menemukan makam, kuil, atau tugu peringatan bagi sang ratu Mesir itu.
Baca juga: Ini Kriteria Pria Idaman Natasha Wilona, Pria Jomblo Wajib Tahu!
Hal inilah yang menimbulkan perdebatan dari para peneliti. Banyak teori yang muncul, namun sejauh ini belum ada teori yang berhasil mengungkap bagaimana nasib sang ratu setelah Akhenaten meninggal. [*/Prt]