Berita viral terbaru: Nabi Nabi Musa ‘alaihis salam pernah memukul dan menyebabkan mata malaikat maut terlepas saat malaikat akan mengambil nyawanya.
Padangkita.com - Dalam kitab Shahih-nya, Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan kisah Nabi Musa ‘alaihis salam yang pernah memukul malaikat maut hingga menyebabkan mata malaikat maut terlepas.
Di rangkum dari berbagai sumber, pendapat yang mengatakan jika Musa ‘alaihis salam tidak mengenali malaikat maut, lalu menyangka bahwa Malakul Maut ‘alaihis salam adalah seseorang yang masuk ke rumahnya tanpa izin, yang hendak mencelakakan nyawanya.
Maka Musa ‘alaihis salam melakukan pembelaan diri dan menamparnya sehingga keluar matanya, sedangkan melakukan pembelaan diri sewaktu dalam keadaan seperti ini dengan segala kemampuan adalah wajib
Kemudian Malaikat Maut kembali kepada Rabbnya dan berkata, ‘Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba yang tidak menginginkan kematian.’
Kemudian Allah mengembalikan penglihatan malaikat tersebut dan berkata, "Kembalilah engkau dan katakan kepadanya untuk ia meletakkan tangannya di punggung sapi jantan.
Kemudian ia berhak (tetap hidup) sejumlah bulu (dari sapi jantan itu) yang tertutupi tangannya, dengan hitungan satu bulunya merupakan setahun kesempatan hidup,"
Musa lalu berkata, ‘Wahai Rabbku, kemudian apa setelah hitungan itu?’
"Kemudian kematian," jawab Allah.
Lebih jauh kisah ini dijelaskan oleh Ibnu Hibban, Malaikat Maut ketika berkata kepada Nabi Musa seperti itu, dalam kondisi Nabi Musa tidak mengenalnya.
Karena kedatangannya kepada sang nabi, dalam wujud yang tidak dikenal oleh sang nabi.
Sebagaimana datangnya Jibril dalam wujud seorang arab Badui (kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam). Dan juga, sebagaimana datangnya para malaikat kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Luth dalam wujud para pemuda, sedangkan kedua nabi tersebut semula tidak mengenal mereka. Demikian pula keadaan Nabi Musa ‘alaihis salam, ia pun tidak mengenali malaikat tersebut.
Oleh sebab itu ia menampar sang malaikat, sehingga menyebabkan tercukilnya mata sang malaikat karena telah masuk rumahnya dengan tanpa izin.
Dan perbuatan ini sesuai dengan syariat kita, tentang bolehnya mencukil biji mata orang yang melihat (mengintip) seseorang yang berada di dalam rumah dengan tanpa izin.”
Selain itu sebagai seorang nabi, Musa ‘alaihis salam mempunyai hak bahwa seorang nabi tidak akan dicabut nyawanya hingga diberitahu (lebih dulu). Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw.
Hukum Puasa Jika Kesiangan Mandi Wajib
Bagi pasangan suami istri, aktivitas hubungan badan ini tak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari termasuk saat bulan ramadan.
Islam pun memperbolehkan berhubungan badan saat bulan ramadan selama hal itu dilakukan di antara waktu malam hari hingga fajar.
Asal setelah berhubungan melakukan mandi wajib. Mandi junub atau mandi besar yang dilakukan seusai berhubungan badan agar tubuh kembali bersih dan suci.
Lalu, apakah sah puasa jika kesiangan menunaikan mandi junub? Misalnya baru melaksanakan mandi saat pagi atau siang hari karena ketiduran?
Mengutip situs Nahdlatul Ulama, puasa seseorang tetap sah meski mandi junub dilakukan sehabis fajar terbit. Mandi junub kesiangan ternyata tidak membatalkan puasa.
Hal ini merujuk pada Hadits Riwayat Bukhari dan Hadits Riwayat Muslim yang menceritakan pengalaman Rasulullah SAW yang masih dalam kondisi junub saat pagi hari puasa sebagaimana keterangan istrinya.
“Dari Aisyah RA dan Ummu Salamah RA, Nabi Muhammad SAW pernah pagi hari dalam kondisi junub karena jimak, kemudian beliau mandi dan terus berpuasa.” (HR Muttafaq Alaih)
Situs Nadhlatul Ulama pun menulis bahwa orang dalam keadaan janabah yang tertidur hingga pagi hari sehingga lupa mandi junub tetap bisa melaksanakan ibadah puasa dan terbilang sah.
Hanya perlu menyegerakan mandi junub lalu berpuasa hingga matahari tenggelam. Namun, orang yang junub sebaiknya segera melakukan mandi wajib agar ia menjalani ibadah puasa seharian dalam keadaan suci dari hadats besar.
Sementara itu, Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah secara teknis menjelaskan adab mandi janabah dengan cukup rinci mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar lagi.
Pertama, saat masuk ke kamar mandi ambilah air lalu basuhlah tangan terlebih dahulu hingga tiga kali. Kedua, bersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
Ketiga, berwudhu sebagaimana saat wudhu hendak shalat termasuk doa-doanya. Lalu pungkasi dengan menyiram kedua kaki.
Keempat, mulailah mandi janabah dengan mengguyur kepala sampai tiga kali–bersamaan dengan itu berniatlah menghilangkan hadats dari janabah. [*/Son]