Dalam situasi kala itu hanaya terdapat dua pilinan bagi Raja Edward VIII. Tetap menjadi Raja Inggris dan melepaskan Wallis. Atau, mempertahankan Wallis dan melepas tahta serta mahkotanya.
Raja yang belum sempat dinobatkan dan baru menjabat sekitar 326 hari sejak 20 Januari 1936 – 11 Desember 1936 ini memutuskan memilih Wallis dan melepaskan tahta.
Baca juga: Potret Lawas Pernikahan 7 Artis Indonesia, No. 6 Nyentrik Ala Belanda
Setelah proses perceraian Wallis dengan Ernest selesai, barulah Edward VIII, yang kembali bergelar Pangeran Edward menikahi Wallis.
Keduanya menikah tanggal 3 Juni 1937 di Tours, Prancis. Saat menikah dengan Edward VIII, Wallis Simpson berusia 41 tahun. Sedangkan Edward VIII berusia 43 tahun. Pernikahan mereka sendiri dilakukan secara tertutup.
Bagi Wallis Simpson, Pangeran Edward VIII adalah suaminya yang ketiga. Sedangkan untuk Pangeran Edward VIII, Wallis adalah istrinya yang pertama dan terakhir.
Tepat tanggal 28 Mei 1972 pada usia 77 tahun Pangeran Edward VIII meninggal di Prancis 28. Sedangkan, Wallis meninggal tanggal 24 April 1986 di umur 89 tahun. Pasangan ini tidak memiliki keturunan.
Di sinilah awal takdir Ratu Elizabeth II berawal. Raja Edward VIII dipaksa turun tahta melepaskan mahkotanya kepada sang adik, Pangeran Albert Frederick Arthur George.
Pangeran Albert sendiri merupakan ayah Elizabeth II, yang setelah menjadi Raja Inggris, bernama Raja George VI. Sayangnya di usia muda 56 tahun tepat pada tanggal 6 Februari 1952, Raja George VI meninggal dunia. Sejak saat itu hingga hari ini, kekuasaan kerajaan Inggris diteruskan oleh putri sulungnya, Ratu Elizabeth II.
Tak dapat dipungkiri jika Wallis Simpson, sosialita Amerika sang penakluk laki-laki dan janda dari dua suami, memiliki andil besar dalam mewarnai takdir Ratu Elizabeth II.
Takdirnya sebagai putri pangeran berubah menjadi putri mahkota. Setelah pamannya, Raja Edward VIII lebih memilih Wallis dan menyerahkan tahta kepada adiknya, Raja George VI. [*/Prt]