Berita viral terbaru: Sejumlah perguruan tinggi di Amerika Serikat kebingungan membuat sistem pembelajaran lantaran kebijakan baru pemerintah.
Padangkita.com - Amerika Serikat menjadi salah satu negara dengan jumlah pasien Covid-19 terbanyak. Lantaran hal itu pemerintahan Donald Trump mengeluarkan berbagai kebijakan di tengah masa pandemi ini. Salah satunya yakni kebijakan pada sistem pendidikan.
Alhasil sejumlah perguruan tinggi AS kini harus memutar otak dalam memodifikasi rencana pendidikan untuk semester musim gugur di tengah-tengah pandemi virus Corona.
Pasalnya kebijakan tersebut 'memaksa' perguruan tinggi mengadakan kelas online secara keseluruhan untuk puluhan ribu siswa asing di negara itu.
Dilansir dari Reuters, pengumuman tersebut membuat sejumlah perguruan tinggi membuat sistem pembelajaran agar kelas dapat kembali dilanjutkan dengan aman.
Ditambah lagi, pemerintah federal memberikan pengecualian terhadap peraturan yang membatasi pembelajaran online untuk siswa asing.
Kurang lebih ada satu juta siswa asing yang berkuliah di sejumlah perguruan tinggi, AS. Beberapa universitas bahkan bergantung pada pendapatan dari siswa asing, yang membayar uang sekolah secara penuh.
Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) mengatakan, lembaga pendidikan yang sepenuhnya beralih ke pembelajaran online harus menyerahkan rencana ke lembaga tersebut pada 15 Juli.
Sekolah yang hanya boleh menggunakan pembelajaran langsung untuk kelas yang pendek atau tertunda. Sedangkan sekolah yang melakukan perpaduan langsung dan online harus menyerahkan rencana tersebut pada 1 Agustus.
Panduan itu berlaku untuk pemegang visa F-1 dan M-1, yang diperuntukkan bagi siswa akademik dan kejuruan.
Presiden Donald Trump sebelumnya sempat mengkritik keputusan Universitas Harvard untuk mengadakan kursus online di tahun akademik mendatang. Hal itu ia sampaikan selama rapat meja bundar di Washington tentang pembukaan kembali sekolah.
"Saya pikir itu konyol, saya pikir itu jalan keluar yang mudah. Mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri," kata Trump.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, (7/7/2020), Ka
Baca juga: Niat Buat Video TikTok di Pantai, Remaja Ini Temukan Koper Berisi Mayatnselir Rutgers University-Newark, Nancy Cantor, mengatakan bahwa kampusnya bersama dengan perguruan tinggi lain di seluruh negara dan anggota parlemen di Kongres, sedang bekerja untuk memahami dan menanggapi keputusan pemerintah.
Menurut data yang diterbitkan oleh Institute of International Education, pada tahun ajaran 2018/19, Rutgers sendiri memiliki hampir 7.000 siswa internasional yang terdaftar. Kebijakan tersebut tentu akan menyulitkan sistem pembelajaran di kampus tersebut.
Cantor mencoba meyakinkan siswa asing bahwa model universitas untuk musim gugur adalah hibrida kelas online dan langsung. Sebagian besar siswa akan bersekolah di sekolah dengan jenis kurikulum campuran. Mereka yang memiliki pengajaran langsung penuh waktu, akan dibebaskan dari peraturan baru jika rencana mereka disetujui oleh ICE.
Lee Bollinger, presiden Universitas Columbia di New York, menyebut tindakan pemerintah sangat salah arah. Pihaknya akan mengambil sejumlah langkah sebagai tanggapan, termasuk menyusun kursus agar sesuai dengan model hibrida.
"Bersama-sama, perubahan ini menandai pembalikan yang bertentangan dari kebijakan federal yang diumumkan pada awal pandemi," kata Bollinger.
Kepada CNN, Ken Cuccinelli, penjabat wakil sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan bahwa aturan baru itu akan mendorong sekolah untuk dibuka kembali.
Kelompok bisnis dan konservatif telah mendesak membuka kembali sekolah dengan aman. Hal ini sama pentingnya untuk membuat orang tua kembali bekerja dan menghidupkan kembali ekonomi AS. [*/Prt]