Berita viral terbaru: Karena memiliki keterbatasan fisik, seorang siswa ini diminta mundur oleh pihak sekolah.
Padangkita.com- Memiliki keterbatasan fisik bukan merupakan suatu hambatan bagi sebagian orang. Malah dengan kondisi kekurangan yang demikian, justru membuat mereka lebih terpacu untuk mengejar impian.
Akan tetapi salah seorang siswa SMPN 2 Tamanan, justru diminta untuk mengubur mimpinya akibat keterbatasan fisik yang ia miliki. Melansir dari Sriwijayapost, dikatakan jika siswa tersebut bernama Muhammad Hendra Afrianto.
Mirisnya malah pihak SMP tersebut yang justru meminta dirinya untuk mundur dari sekolah karena cacat fisik saat bersama kedua orangtuanya.
Mulanya ia telah dinyatakan diterima di SMPN 2 Tamanan Bondowoso itu. Mendengar kabar bahagia ini kemudian sang ayah lalu membelikannya seragam sekolah.
Akan tetapi kebahagiaan yang baru datang tersebut luntur setelah pihak sekolah menyatakan ragu hendak menerima Hendra.
Alasan yang diberikan, pihak sekolah ah mengatakan jika Hendra tak bisa menulis karena tangannya cacat. Padahal jika boleh diuji kemampuannya sendiri tidak jauh berbeda dengan pelajar norma lain.
Dirinya memang tidak bisa digunakan untuk menulis, tetapi dirinya pandai membaca, berhitung serta bersosialisasi. Bahkan saat bersekolah dulu nilai ujiannya tidak pernah jelek.
Sontak hati anak mana yang tak sedih mendengar penuturan tersebut, termasuk Hendra yang langsung menangis. Ia baru saja lulus dari SDN Sumber Kemuning 2, dan merupakan Warga asal Desa Sumber Kemuning, Kecamatan Tamanan.
Dikatakan sang ayah, Suyadi pada Selasa 4 Agustus lalu jika sang anak mulanya tidak ingin sekolah di SMPN 2 karena tidak bisa menulis tersebut.
Akan tetapi salah seorang guru SD nya menganjurkan Hendra untuk melanjutkan studi di SMPN 2 Tamanan karena kemampuan belajarnya yang lain.
Sebenarnya Hendra telah mengikuti pelajaran secara online setiap hari Selasa, dan selalu mengirimkan tugas ke sekolah.
Baca juga: Kisah Siswi Pertukaran Pelajar Ke Amerika Saat Pandemi Covid-19
Akan tetapi ketika dirinya dipanggil beserta orang tua untuk menyerahkan tugas daring tersebut ia justru mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya.
Selama ini memang anaknya Hendra hanya bisa menjawab soal yang bersifat pilihan ganda. Akan tetapi jika soal tersebut berbentuk essay ia akan meminta ibunya, Asiati untuk menuliskan jawaban namun berdasarkan pemahaman dari Hendra.