Berita viral terbaru: Kartini Muljadi, salah satu orang terkaya yang masuk daftar Forbes dan disebut-sebut sebagai perempuan terkaya di Indonesia.
Padangkita.com - Setiap tahunnya Forbes selalu menerbitkan daftar orang terkaya di dunia. Di Indonesia sendiri ada beberapa nama yang masuk dalam jajaran orang terkaya, salah satunya Kartini Muljadi. Bahkan saking kayanya ia disebut-sebut sebagai perempuan terkaya di Indonesia.
Memiliki bisnis yang banyak, Kartini berkali-kali masuk daftar Forbes sebagai salah satu orang terkaya. Bisnis keluarga Muljadi juga menjadi perusahaan raksasa di Indonesia. Kekayaan wanita itu ditaksir mencapai Rp 8,5 triliun.
Kartini merupakan warga negara Indonesia yang memiliki darah keturunan Belanda. Wanita kelahiran Kebumen, 17 Mei 1930 ini sempat menempuh pendidikan di institusi pendidikan khusus. Tak hanya itu, ia juga pernah berkuliah di Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.
Saat di bangku kuliah, ia mengambil studi di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Pada tahun 1958, Kartini berhasil mendapat gelar sarjana hukum saat dirinya telah memiliki dua orang anak.
Usai menyelesaikan studinya, Kartini kemudian berkarir di bidang kehakiman. Ia bahkan pernah diangkat menjadi hakim di Pengadilan Istimewa Jakarta.
Selama menjadi hakim, ia bertugas menangani perkara pindana, perdata, dan kepailitan. Kala itu Kartini menggantikan hakim-hakim asal Belanda yang mengundurkan diri.
Dilansir dari Kumparan pada Jumat (10/7/2020), di tahun 1975, sang suaminya Djojo Muljadi SH meninggal. Usai kematian sang suami, Kartini mengundurkan diri sebagai hakim.
Hal itu ia lakukan karena pendapatan sebagai hakim tidak mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarga. Saat itu, ia memutuskan untuk mendaftar ujian negara dan menempati jabatan notaris.
Baca juga: Begini Tanggapan Ustadz Abdul Somad Tentang Konten Sedekah Baim Wong
Selain menjadi notaris, Kartini juga mengajar kuliah di beberapa universitas di Jakarta. Ia mengajar mengenai perdata dan hukum acara perdata.
Di tahun 1990, Kartini memutuskan untuk pensiun dini. Ia kemudian mendirikan kantor konsultan hukum sendiri dengan nama Muljadi&Rekan. Kantor tersebut bahkan berkembang pesat kala itu.