Berita viral terbaru: Alih-alih terlihat cantik, perempuan ini justru tampak terlihat seperti pria yang bergaya wanita. Namun siapa sangka ia adalah ikon atau standar kecantikan pada masanya.
Padangkita.com - Apa jadinya standar kecantikan wanita ditentukan dari kumis tipis yang mereka miliki? Beberapa waktu yang lalu beredar meme viral yang menunjukkan standar kecantikan zaman dulu.
Meme tersebut berupa foto wanita berkumis mengenakan tutu, dan foto tersebut tidak berwarna.
Diketahui selanjutnya wanita tersebut adalah Putri Iran Fatemeh Khanum atau nama lainnya "Esmat al Dowleh".
Baca juga: Ini 10 Raja Paling Kaya di Dunia, Bukan dari Arab, Tapi Ada di Asia Tenggara
Putri Fatemeh Khanum atau Esmat al Dowleh yang dianggap menjadi standar kecantikan Persia di awal tahun 1905.
Ia sangat cantik sampai-sampai menolak cinta banyak pria dan 13 orang yang ia tolak sampai bunuh diri.
Sekilas banyak yang menganggap foto itu adalah foto seorang pria yang berdandan seperti wanita kemudian disebarkan ke internet.
Hal ini mengusik seorang sejarawan bernama Victoria Martinez untuk mengulik mengenai kenyataan dalam analisisnya ia tuangkan dalam artikel berjudul “Princess Qajar” and the Problem with Junk History Memes, yang dipublikasikan di situs abitofhistoryblog.
Putri Fatemeh Khanum "Esmat al-Dowleh" (1855/6 - 1905) adalah anak perempuan Nasir al-Din Shah Qajar (1831-1896), Raja Persia yang memerintah pada 1848 hingga 1896.
Esmat al-Dowleh atau Esmat al Dwala merupakan salah satu putri Raja Nasir Shah.
Ibunya, Taj al-Dawla atau Taj el Dowleh merupakan selir Raja Nasir Shah.
Esmat lahir pada tahun 1855. Sang ayah mengimpor piano ke Iran dan Esmat el-Dowleh kemudian menjadi perempuan pertama di Iran yang bisa main piano.
Dalam foto Esmat mengenakan baju tutu tersebut diambil bertahun-tahun sebelum memasuki tahun 1900, dan ia meninggal dunia pada tahun 1905.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="45785" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Pada periode waktu sejarah Persia ketika penampilan seperti Esmat, yaitu dengan kumisnya, dianggap cantik.
Dalam buku Dr. Najmabadi berjudul "Women with Mustaches and Men without Beards: Gender and Sexual Anxieties of Iranian Modernity", ia kaitkan sebuah anekdot dari wanita Belgia yang bertemu dengan Esmat pada pengadilan Persia pada 1877 silam.
Wanita Belgia tersebut gambarkan kumis Esmat memberi kesan ia sebagai sosok maskulin.
Artinya, Esmat tidak berdiri sebagai simbol kecantikan, jusru ia menjadi sosok yang tunjukkan kekuasaan lebih besar yang bisa dipegang seorang wanita.
Esmat diklaim 13 pria bunuh diri karena menolak cinta mereka, tidak ada sumber apapun yang mencantumkan akan hal tersebut.
Baca juga: Kena PHK Karena Corona, Wanita Ini Terpaksa Menjajakan Diri, Sehari Cuma Dapat Rp100 Ribu Buat Makan
Esmat kemungkinan menikah di umur 9 atau 10 tahun. Pernikahannya kemungkinan besar dilingkupi oleh suasana perjodohan sementara ia hidup di antara selir ayahnya.
Sepertinya sangat tidak mungkin ia bisa memiliki kesempatan bertemu pria yang bukan sepupunya dan bahkan menolak 13 pria yang sampai membuat mereka bunuh diri.
Kemudian, dalam lingkungan patriarki Persia, sebagai wanita yang telah menikah, sama tidak mungkinnya ia didekati oleh pria lain.
Sehingga apa yang beredar di internet mengenai Esmat el Dalweh dan klaim jika ia adalah simbol kecantikan abad ke-20 dengan kumis dan mematahkan hati 13 pria sampai mereka bunuh diri adalah klaim yang tidak benar. [*/Son]