Berita viral terbaru: Letnan Dua Anmol Narang, wanita Sikh pertama yang berhasil lulus dari Akademi Militer Amerika Serikat di West Point.
Padangkita.com - Letnan Dua Anmol Narang merupakan wanita Sikh pertama yang berhasil lulus dari Akademi Militer Amerika Serikat di West Point.
Wanita imigran generasi kedua yang lahir dan dibesarkan di Roswell, Georgia, berhasil mencatat sejarah baru di Amerika Serikat.
Sebagai penganut Sikh, pengikut Sikhisme yang merupakan agama panenteistik yang berasal dari abad ke-15 di kawasan Punjab, India, adalah orang yang taat.
Wanita ini selalu Salah menerapkan praktik keagamaannya, termasuk Kesh. Kesh sendiri adalah praktik dalam Sikh di mana seseorang penganut taat membiarkan rambutnya tumbuh secara alami dan tidak memotongnya.
Dilansir dari CNN, di Amerika Serikat banyak penganut Sikh lain yang telah lulus dari akademi militer di Amerika Serikat.
Meski begitu Narang adalah wanita Sikh pertama yang taat dan menerapkan praktik keagamaannya hingga lulus dari West Point.
Keberhasilan Narang lulus di akademi yang banyak melahirkan perwira-perwira Amerika Serikat, menjadi pencapaian luar biasa bagi orang Sikh di Amerika Serikat.
Sebelumnya, pada tahun 1987, Kongres Amerika Serikat mengesahkan undang-undang yang melarang berbagai komunitas agama, termasuk Sikh, untuk mempraktikkan pasal-pasal tertentu dari keyakinan mereka saat melayani di militer.
Karena peraturan tersebut, selama 30 tahun, anggota militer Sikh tidak diizinkan untuk mempraktikkan prinsip inti dari keyakinan yang mereka anut. Mereka dilarang mengunakan turban atau memanjangkan rambut.
Pada tahun 2017, Koalisi Sikh melakukan kampanye besar-besaran. Mereka memulai menuntut untuk mengakhiri larangan militer Amerika Serikat terhadap praktik keagamaan tertentu yang membatasi anggota Sikh.
Barulah setelah delapan tahun berlalu Angkatan Darat Amerika Serikat memperbarui aturannya yang mengatur kebebasan beragama.
Baca juga: Peneliti Temukan Bangkai Burung Berusia Ribuan Tahun, Awet Karena Permafrost
Keputusan itulah yang membuat Narang bisa menerapkan prinsip keagamannya sambil tetap menempuh pendidikan di Akademi Militer Amerika Serikat.
Narang yang kini berusia 23 tahun mengaku bangga dengan pencapaiannya. Dia berharap bahwa usahanya untuk mewakili agamanya dan komunitasnya akan mendorong orang Amerika Serikat untuk belajar lebih banyak tentang agama Sikh, yang merupakan agama terbesar kelima di dunia.
"Perasaan yang luar biasa," tutur Narang dilansir dari CNN.
"Ini adalah pengalaman yang merendahkan hati, saya tidak pernah bekerja lebih keras untuk apa pun dalam hidup saya. Menjadi seorang wanita Sikh adalah bagian yang sangat penting dari identitas saya dan jika pengalaman saya dapat memainkan peran kecil dalam menjadi inspirasi bagi orang lain, terlepas dari bidang karirnya, itu akan luar biasa," sambungnya.
Keputusan Narang melamar ke West Point, ia dilakukan untuk dapat belajar teknik nuklir. Ia berencana untuk dapat berkarier dalam sistem pertahanan udara.
Narang merasa tertarik mempelajari hal tersebut setelah mengunjungi Memorial Nasional Pearl Harbor di Honolulu, Hawaii.
Sebagai salah satu dari 1.107 lulusan Akademi Militer yang mengikuti upacara kelulusan akhir pekan ini (Sabtu, 13/6), membuat banyak orang memberikan apresiasi kepada Narang atas pencapaiannya tersebut.
"Saya sangat bangga dengan (Letnan Dua) Narang karena melihat tujuannya melalui dan, dengan melakukan hal itu. Mengalahkan penghalang bagi setiap orang Sikh Amerika yang ingin melayani," kata Kapten Angkatan Darat Amerika Serikat Simratpal Singh dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Ini Si "Boneka Barbie" Berusia 60 Tahun yang Tercatat di Guinness World Record
"Penerimaan yang lebih luas dari anggota layanan Sikh di antara semua cabang layanan, serta di ruang kepemimpinan tingkat atas seperti West Point, akan terus memberi manfaat tidak hanya hak-hak individu minoritas agama, tetapi kekuatan dan keragaman militer Amerika Serikat," tutupnya.
Meski masih di masa pandemic Covid-19, upacara kelulusan tetap digelar dengan menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona. Selain itu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga turut hadir di acara tersebut.
Salah satu bentuk protokol kesehatan yang dilakukan adalah dengan menjaga jarak fisik sekitar hampir dua meter antara satu sama lain di Lapangan Parade. Selain itu, keluarga dan kerabat juga tidak diizinkan menghadiri upacara tersebut, melainkan dapat menontonnya secara online.
Saat pidatonya, Trump turut memuji semua lulusan terbaik Amerika Serikat di Akademi Militer itu.
"Akademi militer utama ini hanya menghasilkan yang terbaik dari yang terbaik, yang terkuat dari yang kuat, dan yang paling berani dari yang berani. West Point adalah simbol universal dari keberanian, kesetiaan, pengabdian, disiplin, dan keterampilan Amerika Serikat," kata Trump.
"Kepada 1.107 yang hari ini menjadi perwira terbaru di Angkatan Darat paling luar biasa yang pernah mengambil medan pertempuran, saya di sini untuk menawarkan penghormatan Amerika. Terima kasih telah menjawab panggilan bangsa Anda," tambahnya. [*/Prt]