Berita viral terbaru: Tujuh negara di dunia ini memiliki jumlah perempuan yang jauh lebih sedikit dibanding jumlah pria. Tak heran jika para pria di sana kesulitan mencari pasangan.
Padangkita.com - Tak pernah disangka, para pria di tujuh negara berikut ini kesulitan dalam mencari pasangan hidup. Pasalnya, jumlah perempuan di negara-negara tersebut sangat sedikit.
Maka tak heran jika banyak prisa jomblo di negara tersebut karena ketidakseimbangan antara jumlah perempuan dan pria.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus Baru dari Babi yang Berpotensi Jadi Pandemi
Mau tahu apa saja? Berikut 7 negara di dunia yang mengalami krisis perempuan.
Siprus
Meskipun arus masuk migran besar, masih ada kekurangan perempuan di Siprus. Enggak heran, kalau kini Siprus jadi salah satu negara yang krisis perempuan di dalamnya.
Italia
Di Italia kita akan jarang melihat seorang wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Wanita muda Italia sering pindah ke negara lain untuk bekerja mengembangkan karier mereka atau belajar melanjutkan pendidikan.
Islandia
Di Islandia rata-rata ada 104 pria untuk setiap 100 wanita. Dalam hal ini, bahkan ada desas-desus bahwa pemerintah Islandia akan membayar wanita asing untuk dinikahi pria Islandia, tapi desas-desus ini segera ditolak.
Kanada
Di Kanada, ada 250.000 pria lebih banyak daripada wanita. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa wanita Kanada sering pergi ke negara lain untuk bekerja dan tidak kembali ke tanah air mereka.
Finlandia
Di Finlandia, menurut statistik, 256.000 pria berusia 25 sampai 54 tahun tidak berkencan karena ketimpangan gender yang terjadi di negara ini.
Tiongkok
Tiongkok dikenal sebagai negara terpadat di dunia. Namun siapa sangka, Negeri Tirai Bambu ini ternyata mengalami krisis perempuan.
Angka statistik yang dirilis pemerintah Tiongkok menunjukkan, dari keseluruhan penduduknya, jumlah laki-laki di Tiongkok terbukti lebih banyak yakni 701 juta jiwa, sementara perempuan hanya 667 juta
Estimasinya ada 120 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Artinya, Tiongkok kekurangan hampir 34 juta perempuan lajang.
Ketimpangan gender ini terjadi tak lain karena kebijakan pemerintah Tiongkok yang sebelumnya melarang setiap keluarga untuk memiliki dua anak atau lebih.
Kebijakan yang dicanangkan sejak 1978 ini ternyata membuat para orang tua lebih suka memiliki anak laki-laki karena dianggap mampu meneruskan garis keturunan, sementara anak perempuan banyak yang dijual keluar negeri atau sang ibu melakukan aborsi.
Norwegia
Di Norwegia, ada 12.000 pria lebih banyak daripada wanita. Belum ada cara yang jelas dan pasti untuk mengatasi kesenjangan gender yang terjadi di kota ini. [*/Jly]