Biasanya sebelum pukul 17.00 atau ketika ayah mereka belum pulang, semua anak-anaknya sudah harus berada di rumah. Saat azan magrib, televisi harus dimatikan karena mereka semua menjalankan ibadah salat.
"Setelah salat, ngaji. Setelah itu, belajar," ujarnya.
Nafisah menjelaskan, alasan banyak anaknya yang kuliah kedokteran lantaran termotivasi oleh anak tertuanya, Idrus Alwi.
"Yang paling tua masuk (kedokteran) dan adik nanya enak enggak. Katanya biasa aja, jadi (ikut) masuk (kuliah kedokteran)," imbuhnya.
Pada tahun 1996, saat beberapa anaknya masih duduk di bangku kuliah, suami Nafisah meninggal dunia. Sejak saat itulah, dia berjuang sebagai ibu tunggal untuk membesarkan anak-anaknya. Untuk membiayai kebutuhan hidup, Nafisah meneruskan bisnis suaminya sebagai pedagang batik.
Sementara soal biaya pendidikan tidak begitu membebani, karena anak-anaknya masuk universitas negeri. Selain itu, mereka juga bisa berhemat membeli buku lantaran sebagian besar sekolah kedokteran, sehingga kerap berbagi buku pelajaran.
Usai ditinggal sang ayah, ternyata perjuangan anak-anak Nafisah untuk sekolah tidak pernah berhenti. Selain Nafisah, anak sulungnya, yakni Idrus Alwi, memiliki peran penting dalam kesuksesan adik-adiknya.
"Tidak terlepas dari figur kakak paling tua. Dia selalu mengayomi kami untuk selalu semangat untuk mencari ilmu," kata dr. Isa.
Baca juga: Bikin Salah Fokus, 7 Seleb Hollywood Ini Punya Bodyguard Super Tampan
Saat dihadapkan dengan masalah sulit, keluarga besar ini memiliki satu kunci agar dapat mengatasi masalah tersebut, yakni saling mendukung satu sama lain.
Diakui dr. Isa, saat tengah merasa down di masa perkuliahan, mereka akan selalu mendapat dukungan dan penyemangat dari saudara-saudaranya.
"Kakak-kakak selalu support untuk tetap semangat. Kami beruntung karena dikawal oleh kakak-kakak yang baik," ujarnya.
Lantaran itulah, mereka mampu menyelesaikan kuliah dan memiliki karier yang cemerlang. Berkat kesuksesan dalam mendidik anak-anaknya, pada Februari 2010 lalu, Nafisah mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai keluarga dengan jumlah profesi dokter terbanyak dalam keluarga. [*/Prt]