Berita viral terbaru: Foto hasil jepretan terakhir prajurit spesialis informasi visual Angkatan Darat Amerika Serikat ini akhirnya dirilis.
Padangkita.com - Prajurit Hilda Clayton yang berusia 22 tahun ini tewas ketika sedang melaksanakan tugasnya.
Saat itu, Hilda Clayton bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat dan Afghanistan di Laghman, Afghanistan untuk memotret latihan api yang dikenal dengan ‘mortar validation’.
Namun, tabung mortir yang digunakan untuk latihan secara tidak sengaja meledak.
Hingga menewaskan spesialis informasi visual itu dan juga empat tentara Afganistan. Salah satu dari keempat itu juga bertugas memotret seperti Hilda Clayton.
Insiden mengerikan itu terjadi pada tujuh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 2 Juli 2013.
Dari insiden itu, kamera yang digunakan oleh Clayton dan foto-foto yang diambilnya dapat diselamatkan.
Dalam kamera tersebut, tertangkap foto dan video dari kejadian saat ledakan peluru mortir terjadi, hasil dari jepretan fotografer perangnya, Hilda Clayton.
Sebagai penghormatan atas pekerjaan yang dilakukan oleh Hilda hingga ajal menjemputnya, foto terakhir yang diambil oleh Hilda Clayton itu diterbitkan dalam terbitan terbaru jurnal militer, A Military Review.
Media itu sendiri merilis foto tersebut pada edisi 1 Mei 2017, terhitung dari lima tahun tewasnya Hilda Clayton.
Artikel yang ada di dalam jurnal tersebut menyampaikan berbagai hal, seperti dilansir dari unilad.
“Salah satu tentara Afghanistan yang terbunuh adalah seorang jurnalis foto yang telah dilatih Clayton untuk berlatih dalam jurnalisme foto,”
“Clayton tidak hanya membantu mendokumentasikan kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan memperkuat kemitraan namun juga berbagi risiko dengan berpartisipasi dalam usaha tersebut,”
Selain itu, artikel tersebut juga mengungkapkan kasus kesetaraan gender di milliter.
“Kematian Clayton melambangkan bagaimana tentara wanita semakin terpapar situasi berbahaya dalam pelatihan dan pertempuran yang setara dengan rekan pria mereka,” tulis jurnal itu.
Baca juga: Walau Diolok-olok Tetangga Anak Penjual Cireng Sukses Kuliah S2
Sejak kepergiannya, unit kamera Clayton, The Fort Meade, telah menamai kompetisi tahunannya dengan SPC Hilda I.
Perempuan kelahiran 1991 itu selain memotret kejadian perang, ia juga melatih salah satu tentara Afghanistan dalam jurnalisme foto. Sayangnya, kedua prajurit yang beda negara itu harus tewas saat menjalankan tugas.
Ketika foto itu pertama kali dipublikasikan pada tahun 2017 lalu, seorang sersan yang bertugas bersamanya mengatakan bahwa dia bangga akhirnya foto-foto itu dirilis.
Baca juga: Wanita Cantik Ini Cari Pacar, Bakal Kasih Duit Rp 55 Juta Per Bulan Bagi yang Mau
Hilda Clayton, seorang ahli dokumentasi dan produksi tempur pertama yang tewas di Afghanistan. Namanya itu diabadikan oleh Angkatan Darat AS sebagai nama Aula Pahlawan di Sekolah Informasi Pertahanan.
Hal ini dilakukan untuk menghormati tentara yang meninggal saat bertugas di bidang publikasi. [*/win]