Padangkita.com – Pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat pada triwulan pertama 2018 mengalami perlambatan, hanya 4,71 persen, jauh di bawah prediksi Bank Indonesia sebesar maksimal 5,5 persen.
“Triwulan pertama 2018 tumbuh melambat sebesar 4,71 persen,” kata Kepala Badan Statistik (BPS) Sumbar, Sukardi, Senin (7/5/2018).
Laju pertumbuhan ekonomi Sumbar itu juga lebih rendah dari pencapaian triwulan pertama tahun 2017 lalu dengan pertumbuhan 5,01 persen.
Ia mengatakan ekonomi daerah itu pada awal tahun ini mengalami kontraksi sebesar 0,84 persen. Dari sisi produksi, kontraksi ini disebabkan oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 4,86 persen.
Sedangkan, dari sisi pengeluaran didorong oleh menurunnya kinerja komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang sangat signifikan atau minus sebesar 44,48 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dari beberapa lapangan usaha menunjukan peningkatan terutama dari lapangan usaha informasi dan komunikasi tumbuh 9,60 persen, jasa lainnya sebesar 8,94 persen, dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 8,42 persen.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi swasta merupakan yang paling tinggi sebesar 8,91 persen, pengeluaran rumah tangga sebesar 5,21 persen, dan komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 4,11 persen.
Sedangkan sektor pembentukan ekonomi Sumbar masih didominasi sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 23,59 persen, sertor perdagangan besar eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor 15,20 persen, dan sektor transportasi dan pergudangan sebesar 12,46 persen.