Padangkita.com - Belum lama ini pemerintah Provinsi Guizhou, China menuai kecaman publik lantaran membangun patung raksasa Dewi Yangesha di daerah miskin Jianhe. Patung setinggi 88 meter itu dikabarkan menghabiskan biaya hingga 86 juta yuan atau Rp 188 miliar.
Pembangunan patung dewi dari etnis Miao di China itu dianggap sebagai bentuk pemborosan. Pemerintah juga dituding menggunakan dana bantuan warga miskin di sana untuk membangun patung tersebut.
"Sebuah daerah miskin di Guizhou telah menghabiskan banyak uang demi sebuah patung," tulis seorang pengguna media sosial Sina Weibo seperti dilansir dari Chinadaily pada Sabtu (24/10/2020).
Dalam sebuah pernyataan pemerintah setempat mengatakan jika pembangunan patung tersebut untuk meningkatkan sektor pariwisata di sana.
Secara tidak langsung hal itu nantinya juga dapat membantu perekonomian masyarakat setempat.
Kendati demikian publik tetap menuai protes lantaran patung tersebut dibangun dengan biaya yang terlalu mahal. Ditambah lagi kondisi ekonomi masyarakat di sana yang sangat kesulitan.
Bantahan Pemerintah
Pemerintah setempat dengan tegas membantah jika pembangunan patung tersebut menggunakan dana bantuan bagi masyarakat miskin. Pasalnya, patung Dewi Yangesha sebenarnya dibangun menggunakan pembangunan daerah.
Sementara dana bantuan masyarakat sendiri telah ditingkatkan dalam tiga tahun terakhir. Pemerintah juga mengatakan jika sebagian warga miskin di Jianhe juga telah mendapat bantuan tersebut secara merata.
Pada akhir 2016 lalu, pengerjaan patung Yangesha mulai dilakukan. Patung tersebut selesai dibangun setahun setelahnya.
Sejak dibuka secara resmi pada 1 Oktober 2017 lalu, banyak wisatawan yang datang untuk melihat secara langsung patung raksasa terebut.
Berdasarkan data statistik Pemerintah Provinsi Guizhou, objek wisata patung Yangesha selalu mendapat peningkatan pengunjung. Dalam sehari wisatawan lokal atau manca negara bisa rata-rata mencapai seribu orang.
Lantaran hal itu pula, pemerintah mengklaim bahwa pemasukan dari sektor wisata terus meningkat sejak tahun 2017. Bahkan sejauh ini pemasukan dari sektor wisata telah mencapai 20 juta yuan.
Berdasarkan data kesejahteraan penduduk China, Jianhe termasuk merupakan salah satu dari 832 daerah tingkat kabupaten dengan angka perekonomian masyarakat yang rendah.
Baca juga: Dipenjara 27 Tahun Atas Kasus Pembunuhan, Pria di China Ini Ternyata Tak Bersalah
Namun pada Maret 2020 lalu, pemerintah Jianhe telah berhasil menunjukkan kemajuan dalam mengatasi kesulitan ekonomi penduduk di sana. [*/Prt]