Meski divonis menderita Osteosarcoma, model cantik dari Philadelphia, Amerika Serikat, Tessa Snyder tetap semangat menjalani hidup. Perempuan berusia 29 tahun itu menganggap, penerimaan diri adalah kunci kebahagiaan.
Padangkita.com - Bicara tentang pengaykit, apalagi penyakit ganas dan mematikan tentunya membuat bulu kuduk merinding. Tak hanya itu, bahkan bagi penderita hal tersebut merupakan mimpi buruk.
Hal yang sama juga dialami oleh model cantik dari Philadelphia, Amerika Serikat, Tessa Snyder.
Diberitakan Dailymail.co.id, perempuan berusia 29 tahun itu divonis menderita Osteosarcoma atau kanker tulang.
Dokter pun mengatakan satu-satunya cara menyelamatkan nyawa Tessa adalah dengan melakukan tindakan amputasi.
Baca juga: Tradisi Unik Suku Wodaabe, Suami dan Istri Bebas “Berhubungan” dengan Siapapun Sepuasnya
Di usianya yang masih 11 tahun, ia harus merelakan kaki kanan hingga atas lututnya untuk diamputasi.
Tessa pun harus menjalani masa kecil yang penuh perjuangan, mulai dari kehilangan rambutnya yang coklat panjang, tidak memiliki teman, dan harus beradaptasi dengan kondisi kesehatannya itu.
Tidak hanya itu, ia harus menjalani berbagai pengobatan kemoterapi hingga operasi untuk memangkas sel kanker di tubuhnya.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="30516" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Meski begitu, hal tersebut tampaknya bukan masalah besar bagi Tessa. Dengan kondisinya itu, ia tetap semangat menjalani hidup layaknya orang normal.
Perempuan cantik ini juga sukses berkarir di dunia modeling. Meski menggunakan kaki palsu, Tessa tetap terlihat cantik dan seksi. Bahkan dengan pekerjaannya yang bahkan tidak semua orang dengan anggota tubuh lengkap dapat melakukannya.
Hal tersebut membuktikan bahwa ia berhasil melewati berbagai rintangan yang menghampirinya.
Menurutnya, memiliki satu kaki memang tidak ideal. Akan tetapi, ia sangat bersyukur diberi kesempatan kedua dalam hidupnya. Bahkan Tessa sudah menikah dengan Casey dan telah dikaruniai dua orang anak.
Sebagai seorang difabel, Tessa memiliki harapan yang sederhana. Baginya, dapat membagi kisah hidupnya dan menginspirasi penyandang disabilitas yang lain untuk tidak berputus asa dalam menjalani hidup adalah satu tujuan hidupnya.
Baca juga: Wanita Ini Didatangi 60 Pria Setiap Malam, Ini Kisah di Baliknya
"Jika saya bisa membantu satu orang melalui perjalanan saya, maka tujuan saya di bumi berhasil. Hampir 20 tahun kemudian, saya bangga mengatakan kepada gadis kecil berusia 11 tahun itu, terima kasih karena tidak menyerah,” ujarnya Tessa.
Setelah menjalani amputasi di kaki kanannya, Tessa menggunakan prostetik medis untuk mendapatkan kekuatan dan mobilitas dalam kesehariannya. Butuh waktu yang lama baginya agar dapat beradaptasi dengan prostetik tersebut.
"Butuh hampir 20 tahun bagi saya untuk sepenuhnya menerima prostetik saya. Ada hari-hari ketika saya tidak ingin memakainya karena itu menyakitkan dan memberi saya luka. Tetapi satu hal yang saya sadari adalah saya tidak bisa menjalani hidup dengan kebencian terhadap sesuatu yang tidak bisa di ubah," ungkap Tessa.
Dengan kondisinya itu Tessa banyak belajar, terutama bagaimana ia harus tumbuh. Pertumbuhan adalah hal yang sangat indah menurut Tessa sehingga semua orang akan memiliki kemampuan untuk mencapainya.
Baginya, penerimaan diri, tumbuh, dan belajar untuk mencintai diri sendiri adalah kunci kebahagiaan. (*/pk-27)