Dituduh Penodaan Agama, Yetti Siap Hadapi Jika Ada yang Melapor ke Polisi

Berita Padang terbaru: Yetti Aka Diusir dari Masjid Raya Sumbar

Yetti A.KA. (Foto: Dokumen pribadi/Twiiter)

Nama Yetti A.KA mendadak ramai di media sosial, khususnya di Twitter. Namun, kali ini penulis kelahiran Bengkulu itu diperbincangkan bukan karena karya tulisnya. Yetti A.KA banyak disebut, justru karena pengalaman tak mengenakkan yang dialaminya. Di akun pribadi Twitter, ia membagi cerita bagaimana ia diusir petugas yang ia sebut "polisi moral" ketika berada di Masjid Raya Sumbar, Sabtu (22/2/2020), baca: Tak Berhijab, Cerpenis Yetti Aka Diusir dari Masjid Raya Sumbar.

Banyak "netizen" yang menanggapi cuitan penulis yang karyanya bisa ditemukan di media-media lokal dan nasional itu. Ada yang pro, pun ada yang kontra. Bahkan ada yang mengancam melaporkan Yetti ke polisi menggunakan UU ITE, dan ada yang menuduh ia telah melakukan penodaan agama.

Apa sebenarnya tujuan Yetti membagi pengalaman ia diusir itu? Bagaimana Yetti - yang lebih dikenal sebagaiĀ  penulis cerpen (cerpenis) ini - menanggapi berbagai komentar terkait cuitannya itu? Berikut petikan wawancara Padangkita.com dengan Yetti lewat telepon, Senin (24/2/2020) sore.

Bagaimana kronologi dari peristiwa yang Anda alami?

Kalau kronologi lihat aja di Twitter, persis seperti itu. Nanti kalau diceritakan lagi, bisa berbeda pula.

Apakah Anda kenal dengan orang yang mengusir Anda? Masih ingatkah Anda dengan petugas yang mengusir Anda tersebut?

Yang jelas saya tidak tahu namanya. Tapi kemungkinan kalau ketemu, tahulah pasti ya. Terutama yang perempuan, kalau yang laki-laki kan agak jauh dua orang itu. Dia dekat masjidnya. Cuma kalau perempuan, karena agak dekat, kalau ketemu langsung mungkin tahu wajahnya.

Apakah petugas tersebut memperlihatkan aturan terkait larangan bagi orang tidak berhijab berada di lingkungan Masjid Raya Sumbar?

Tidak. Dia hanya berkata kepada saya dari jarak sekitar lima meter dan jauh, tidak dekat betul dengan saya. Cuma bilang "nggak pakai hijab ya. Di sini harus pakai hijab." Itu ada peraturannya, sambil menunjuk ke dinding. Memang ada kertas yang ditempel di dinding, di dinding dekat masjid, sebelum masuk masjid.

Tapi dari jauhkan tidak kelihatan, apalagi sudah disobek orang sedikit peringatan yang ditulis di kertas itu.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai banyaknya orang yang kontra terhadap cuitan Anda di Twitter?

Ternyata mereka langsung men-judge gitu. Intinya saya mengetahui sekali apa risiko yang akan saya hadapi. Saya juga punya poin perjuangan mengenai itu, jadi saya tahu risiko yang saya hadapi ya begitu, dan berhadapan dengan orang-orang semacam itu.

Halaman:

Baca Juga

Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Motif Ekonomi Terakhir, Mahyeldi Ungkap Alasan Penyempurnaan Nama Masjid Raya Sumbar
Peresmian Nama Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Dijadwalkan 8 Juli
Peresmian Nama Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Dijadwalkan 8 Juli
Pakai Nama Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi untuk Masjid Raya, Gubernur Temui Pihak Keluarga
Pakai Nama Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi untuk Masjid Raya, Gubernur Temui Pihak Keluarga
Daya Tarik Masjid Raya Sumbar Jadikan Indonesia Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia
Daya Tarik Masjid Raya Sumbar Jadikan Indonesia Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia
Sumarak Ramadan di Masjid Raya Dimulai Hari Ini, Dibuka Menteri Parekraf Besok Ā 
Sumarak Ramadan di Masjid Raya Dimulai Hari Ini, Dibuka Menteri Parekraf Besok Ā 
Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala
Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala