Berita viral terbaru: Ditemukan sisa-sisa kerangka manusia dari abad 16, beserta koin yang konon sebagai penebus nyawa kepada dewa.
Padangkita.com - Arkeolog menemukan kerangka-kerangka manusia yang diperkirakan berasal dari abad ke-16 di Podgorze, Polandia.
Sisa kerangka tersebut menyerupai tubuh anak-anak. Beberapa di antaranya dimakamkan berpasangan dan terdapat koin di mulut mereka.
Dikutip dari Express, Senin (29/06/20) menurut General Director for National Roads and Motorways (GDDKIA), kerangka ditemukan di dekat Desa Jezowe.
Wilayah tersebut tengah dibangun untuk jalan raya dan ditemukan oleh para pekerja.
Arkeolog kemudian menggali sisa-sisanya, dan mereka mengonfirmasi bahwa 80 persen kerangka memang anak-anak. Setidaknya ada 115 kuburan berisi kerangka anak-anak yang ditemukan.
Baca juga: Cerita Soal Bisnis Esek-esek Dibayar dengan Emas di Korowai Papua
"Saat mengawasi pekerjaan pembangunan Jalan Raya S19, kami menemukan kuburan dengan sisa-sisa tulang-belulang manusia di dalamnya. Semua lubang kuburan berorientasi dari timur ke barat dengan kepala mengarah ke barat," demikian keterangan resmi GDDKIA.
Para arkeolog ini lalu mengaitkannya dengan adanya pemisahan kuburan di mana masyarakat yang lebih muda dimakamkan di Jezow. Sedangkan koinnya dikaitkan pada cerita rakyat Polandia kuno dan kepercayaan tentang akhirat.
Koin dikenal sebagai obol, suatu bentuk pembayaran yang digunakan jiwa di akhirat. Dalam mitologi Yunani kuno bahwa jiwa-jiwa orang mati akan menyerahkan koin kepada Kharon.
Baca juga: Heboh, Seorang Anak Disunat Jin Menyerupai Dokter
Dia lah yang kemudian akan membawa perahu dengan jiwa mati di dalamnya menyeberangi Sungai Styx.
Koin-koin khusus tersebut adalah boratynki dan poltoraki yang dicetak pada awal abad ke-17. Konon obol tersebut akan diberikan oleh arwah kepada kharon.
"Pada awal abad keenam dan kelima Sebelum Masehi, pandangan terhadap alam baka mulai berubah secara dramatis. Bukti arkeologis menunjukkan pada abad ini orang mati mulai dikuburkan dengan obol untik diberikan ke Kharon," tulis Eric J. Gilchrest dalam bukunya. [*/Son]