Berita viral terbaru: Dicari pahlawan kemanusian yang bersedia disuntikkan virus corona ke dalam tubuhnya untuk penelitian mencari vaksin. Akan dihadiahi imbalan sebesar 67 Juta.
Padangkita.com - Peneliti sedang berupaya untuk menemukan vaksin bagi penyakit COVID-19 seiring semakin meningkatnya jumlah korban terinfeksi maupun tewas akibat virus corona secara global. Salah satu caranya dengan mengupayakan uji coba pada manusia langsung.
Pusat Inovasi Queen Mary Bio Enterprises yang berlokasi di London, Inggris, melakukan ini untuk tujuan menemukan vaksin bagi wabah yang sudah menjangkiti lebih dari 110 ribu orang dan menewaskan 4.000 orang lebih di seluruh dunia itu. Sebab hingga hari ini belum ada vaksin untuk penyakit COVID-19 itu.
Kepala ilmuwan Hvivo, Andrew Catchpole mengatakan yakin hasil penelitian ini akan mampu menghasilkan vaksin bagi COVID-19.
"Perusahaan obat bisa mendapatkan ide yang sangat bagus dalam beberapa bulan setelah memulai studi vaksin, (untuk mengetahui) apakah itu berfungsi atau tidak, menggunakan sampel orang yang begitu sedikit," kata Catchpole.
Berangkat dari gagasan tersebut, mereka mencari 24 orang yang ingin menerima 'hadiah' uang senilai US$ 4.588 atau lebih dari Rp 63 juta.
Uang tersebut sebagai bayaran untuk mereka yang mau dengan sengaja disuntikkan virus corona ke dalam tubuh mereka.
Meskipun virus corona bisa mematikan, upaya yang dilakukan oleh perusahaan penelitian dan pengembangan medis Hvivo itu bukan bertujuan untuk membahayakan nyawa para sukarelawan.
Baca juga: Biadab! Nenek Ini Disiksa Cucunya, Ditemukan dengan Tubuh Penuh Luka di Jalan
Menurut laporan New York Post, ada beberapa tahap yang perlu dijalani relawan yang ingin dijangkiti virus corona dalam penelitian itu, di antaranya yaitu harus lolos tes sebelum disuntikkan virus COVID-19.
Tes itu termasuk disuntik dengan dua strain virus yang lebih lemah, yaitu jenis 0C43 dan 229E, yang dapat menyebabkan gejala pernapasan ringan. Mereka kemudian akan diberikan vaksin baru atau yang sudah ada.
Selanjutnya, para dokter yang mengenakan pakaian pelindung dan ventilator, akan menganalisis respons pasien terhadap vaksin. Hasilnya akan digunakan para peneliti untuk fokus pada perawatan yang paling efektif untuk melacak virus-virus itu dengan cepat.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="37723" boxed="true" boxed_shadow="true"]