Laki-laki yang kini menempuh pendidikan di National Taiwan University itu mengaku sengaja memilih topik pekerja migran lantaran teringat akan sosok Wati.
"Kebetulan saya menemukan toko buku “Brilliant Time”, ketika sesi berbagi pengalaman dari petugas toko buku tersebut, mengingatkan kembali memori saat saya masih kecil, kemudian saya beritahukan pada ayah dan ibu bahwa ada kesempatan untuk mencarinya,” ujar laki-laki berusia 21 tahun ini.
Mengetahui niatan sang anak, Yu-wen mengaku terenyuh. Hal itu juga yang memicu dosen jurusan keperawatan Central Taiwan University of Science dan Technology ini penasaran, "sangat ingin tahu keadaan Wati, apakah dia baik-baik saja."
Kendati berpisah pada 2003, keluarga ini sebenarnya sempat kembali menjalin komunikasi dengan Wati dua kali. Saat PRT ini sampai ke Indonesia dan saat ia kembali bekerja di Taiwan pada tujuh tahun lalu.
Tujuh tahun lalu, Wati mengaku telah memiliki suami dan dikaruniai seorang anak laki-laki, ia menyebut kembali ke Taiwan untuk bekerja sebagai perawat.
Mengetahui kabar ini, Yu-wen mengaku begitu senang. Ia lantas merencanakan pertemuan dengan Wati, Kendati demikian, mantan PRT-nya itu sempat menolak lantaran orang yang ia rawat tak dapat ditinggal.
"Kalau begitu biar saya yang ke tempat kamu dan meminta nomer teleponnya, tetapi selang tidak berapa lama saat saya meneleponnya, entah mengapa nomor HP Taiwan Wati tidak dapat dihubungi lagi," beber Yu-wen, menambahkan itu terakhir kali ia kontak dengan Wati.
Wati adalah bagian dari keluarga Liao. Kebersamaan tiga tahun membuat keluarga ini telah menganggap Wati merupakan bagian dari mereka. Banyak hal-hal berkesan yang begitu membekas di benak Yu-wen, suami, dan anak-anaknya.
Baca juga: Ini Kriteria Khusus Calon Suami Idaman Anya Geraldine
Salah satunya, bagaimana Wati yang saat itu masih berumur 18 tahun, harus "menambah" usianya menjadi 25 untuk bisa bekerja di Taiwan. Gadis ini kerap mengaku bertambah tinggi badannya.
"Terkadang saya juga bercurah hati padanya dan dia juga menceritakan keluarganya di Indonesia, saya merasa Wati bagaikan keluarga kami sendiri," katanya.