Berita viral terbaru: Sepasang kakek nenek di Banyuwangi, Jawa Timur rela melakukan sumpah pocong untuk menyelamatkan nama baik mereka. Pasangan ini mulanya dituduh menggunakan santet oleh warga sekitar.
Padangkita.com - Karena dituduh sebagai tukang santet, pasangan lanjut usia di Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur melakukan sumpah pocong.
Padahal, pihak pemerintah desa sebenarnya sudah melakukan mediasi antara kedua belah pihak.
Meski begitu, sepasang kakek nenek itu tetap ingin melakukan sumpah pocong tersebut agar tidak ada lagi masalah ke depannya. Hal itu juga berguna untuk menyelamatkan nama baik mereka.
Baca juga: Gila! Cucu Perkosa Nenek Kandung karena Tidak Tahan Melihat Bokong
Diberitakan Pikiranrakyat, sepasang suami istri bernama H. Sahir dan Hj. Suhema tersebut melakukan sumpah pocong di masjid Babul Muttaqin.
Dipimpin oleh ulama setempat, proses ritual disaksikan oleh sejumlah tokoh agama dan masyarakat.
Saat pelaksanaan, kedua orang tersebut dibungkus oleh kain kafan sebagai bagian dari prosesi layaknya jenazah orang yang meninggal dunia.
Sumpah pocong tersebut juga mendapat pengamanan dari kepolisian dan TNI serta beberapa masyarakat.
Padahal, Kepala Desa Sidowangi, Muansin menjelaskan, sebenarnya permasalahan yang menjadi pokok alasan kakek dan nenek tersebut telah selesai.
Bahkan pihak pemerintah desa setempat telah melakukan mediasi antara kedua belah pihak.
Namun, pasangan lanjut usia yang merasa menjadi pihak tertuduh ini mengaku tetap ingin sumpah pocong agar segera dilaksanakan agar permasalahan dapat terjamin tuntas hingga tak akan muncul lagi ke permukaan.
Di sisi lain, Kapolsek Wongsorejo, AKP Kusmin menyampaikan, sumpah pocong yang dilakukan itu merupakan alternatif untuk menyelesaikan masalah.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="45654" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Menurutnya, di Kecamatan Wongsorejo sendiri hal itu sudah dilakukan beberapa kali atas tuduhan warga memiliki ilmu santet dan sihir.
Dengan Rayuan Maut Bujang Tanggung Berhasil Ajak Gadis Belia Skidapapap Beberapa Kali
Tidak pernah dibayangkan oleh HI, pemuda 19 tahun kisah cintanya membawa ia mendekam di balik jeruji besi.
Semakin berat harus berpisah dengan kekasih hati MRR pada masa sedangber sayang-sayangnya dengan sang pacar, MRR, 16.
Warga Jember, Jawa Timur, ini diciduk polisi, ia diminta mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca juga: Putuskan Pindah Agama, Artis Ini Tidak Lagi Menjalankan Ibadah Puasa di Bulan Ramadan
HI yang sehari bekerja sebagai karyawan swasta ini ditangkap polisi setelah menerima laporan orang tua MRR.
Ayah MRR melaporkan HI ketika ia MRR tidak ada di rumah seharian pada Minggu (19/4) lalu.
Apesnya, saat dihubungi, nomor korban tidak aktif. Kecurigaan pun muncul. Pihak keluarga kemudian mencari keberadaan korban yang masih berstatus pelajar ini.
Akhirnya, sekitar pukul 19.30, kakak MRR mendapat informasi bahwa adiknya berada di penginapan Anggun Kecamatan Tabanan.
Pihak keluarga pun langsung mendatangi hotel Anggun yang terletak di Jalan Pesona Rajawali, Dauh Peken untuk mencari keberadaan korban.
Benar saja, ketika dilakukan pengecekan, MRR ini tengah berada di dalam kamar nomor 05. Hanya saja saat itu, korban MRR ini seorang diri tanpa ditemani siapapun.
Pihak keluarga sempat bertanya kepaada MRR tentang keberadaanya di penginapan tersebut. Hanya saja, oleh korban tidak dijawab dan hanya menangis.
Selanjutnya oleh keluarganya, korban dibawa pulang ke rumah. Keesokan harinya, Senin (20/4/2020), orang tua korban kembali menanyakan keberadaanya di penginapan Anggun itu.
MRR pun mengakui berada di hotel bareng HI. MRR juga mengakui melakukan persetubuhan dengan sang pacar.
Orangtua MRR makin shock setelah korban mengakui hubungan tak layak itu tidak hanya dilakukan di Hotel Anggun, tapi juga di penginapan Pondok Bagus yang berlokasi di Desa Buruan, Penebel.
Karena tidak terima, orang tua korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Tabanan. Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP Made Pramasetia membenarkan kejadian tersebut.
Dari pemeriksaan yang dilakukan, selama menjalin hubungan asmara dengan HI, keduanya sudah melakukan hubungan badan selama empat kali.
“Terlapor dan korban berstatus berpacaran, kemudian terlapor merayu korban untuk berhubungan badan dengan mengatakan akan bertanggung jawab apabila korban hamil,” kata AKP Pramasetia.
HI dikenakan pasal 81 ayat 2 UU Nomor: 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman paling singkat lima tahun penjara dan paling lama 15 tahun penjara atas perbuatannya itu. [*/Jly/Son]