Berita viral terbaru: Walau di apit lima kabupaten lain, wilayah Korowai tetap terisolir dengan harga sembako yang sangat mahal.
Padangkita.com – Wilayah Indonesia yang luas dan terdiri lebih dari 17.000 pulau ini mempunyai ragam suku dan budaya. Semuanya tersebar di 5 pulau besar maupun ribuan pulau kecil lainnya.
Sebagai negara maritim yang masih berkembang, tidak semua wilayah di Indonesia telah mencicipi pembangunan yang merata.
Hal ini salah satunya disebabkan oleh faktor keterjangkauan satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Serta akses yang dinilai sulit untuk menjangkau wilayah pedalaman membuat tidak semua wilayah di Indonesia mengalami kemajuan yang setara.
Dilansir dari Tribunnews, akibat pembangunan yang belum masuk ke daerah Korowai, tepatnya di Maining 33, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang membuat segala hal di sana serba mahal.
Kawasan Korowai ini diapit oleh lima kabupaten lain, walau demikian Kabupaten Pegunungan Bintang di Propinsi Papua ini masuk kawasan terisolir dan tertinggal.
Karena sulitnya akses menuju lokasi ini, jika masyarakat yang ingin berkunjung harus menggunakan helikopter dari Kabupaten Boven Digoel.
Perjalanan yang memakan waktu selama satu hari dari Boven Digoel kemudian dilanjutkan menggunakan long boat serta berjalan kaki selama dua hari menuju kawasan tambang Korowai.
Baca juga: Heboh Foto Syur Istri Kim Jong Un
Salah seorang kepala suku di dusun Kali Dairam Korowai di Maining 33, bernama Ben Yarik, mengatakan jika suku Korowai adalah penghuni asli kawasan itu.
Ia melanjutkan jika masyarakat di sana banyak bekerja sebagai penambang emas tradisional. Jadi walaupun selama ini wilayah Korowai belum tersentuh tangan pemerintah untuk pembangunan, akan tetapi Tuhan seolah menolong mereka lewat tambang emas yang melimpah.
Mengingat pentingnya tambang emas ini bagi warga setempat sebagai ladang penghasilan, Ben berharap agar pemerintah tak menutup penambangan tradisional itu.
Tak hanya persoalan tentang akses, logistik juga menjadi masalahn yang krusial di wilayah ini. Sebab untuk bisa mendapatkan 10 kilogram beras uang yang dikeluarkan cukup mahal yakni dijual dengan harga Rp 2 juta. Sedangkan satuan mi instan dijual seharga Rp 25.000, satu kardusnya seharga Rp 1 juta.
Namun bagi masyarakat yang tidak memiliki uang mereka biasa menggantinya menggunakan emas seberat dua gram.
Salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining, Hengki Yaluwo di Korowai, yang ditemui Rabu 1 Juli lalu menambahkan jika selain makanan pokok, bahan makanan kalengan juga sangat mahal di sini.
Baca juga: Bocah Asal Malaysia Ini Sebut Corona Bisa Dibasmi dengan Kentut
Satu ikan kaleng berukuran besar dijual seharga Rp 150.000. sementara untuk ponsel dibanderol seharga 10 gram sampai 25 gram emas. [*/Nlm]