Berita viral terbaru: Polisi ini kaget sekaligus haru ketika tahu beban uang makan santri hanya senilai Rp 2 ribu.
Padangkita.com- Pada zaman yang serba canggih sat ini, berbagai peralatan ataupun bumbu dapur dijuall dengan harga yang cukup mahal.
Untuk itu agar dapat memperoleh sepiring nasi dengan lauk sederhana saja setidaknya butuh mengeluarkan uang senilai Rp 10.000 rupiah.
Akan tetapi tentunya harga ini sangat jauh berbeda jika memilih untuk menyantap seporsi makanan di restoran. Akan tetapi hal berbeda justru terjadi di sebuah pondok pesantren ini.
Melansir dari Sindonews, mulanya Kapolsek Samigaluh Kulonprogo AKP Heru Meiyanto tengah mengunjungi sebuah pesantren yang ada di wilayah tugasnya.
Ia saat itu mengunjungi pondok pesantren (ponpes) Al Falah Ngargosari, Samigaluh, Kulonprogo.
Karena ia ingin mengetahui lebih dekat bagaimana kehidupan para santri sekaligus ingin memberikan bantuan untuk pondok pesantren yang memiliki 64 santriwan santriwati tersebut.
Hal tersebut lantaran ia sempat mendengar desa-desu bagaimana kehidupan pondok pesantren tersebut. Hingga saat berkunjung ke sana ia tidak bisa menahan rasa kaget dan haru yang dirasakannya sat mendengar celotehan polos salah seorang santri.
Karena disebutkan sang anak jika mereka mengatakan uang sekali makan Rp 2 Ribu. Padahal jika dipikir lagi makanan apa yang dapat dibeli hanya dengan modal minim tersebut.
Hingga sang santri melanjutkan jika untuk memenuhi kebutuhan akan makanan semua santri, pihak pengelola pondok akhirnya berusaha memanfaatkan lahan untuk ketersediaan sayur mayur santri.
Baca juga: Kasihan, Dipolisikan Ayah dan Istri Barunya Gara-gara Minta Nafkah
Kemudian Heru mengungkapkan pada wartawan jika pihaknya akan mengadakan penggalangan dana pada Rabu 29 Juli lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kebutuhan makan dan mengaji santri agar lebih layak.
Beberapa bantuan tahap awal pun diberikan. Mulai dari tikar karpet untuk mengaji, kompor gas untuk memasak dan juga beberapa kebutuhan lainnya.
Pengasuh Ponpes Al Falah Ustaz Wazirudin mengatakan, santri yang ada ponpes tersebut terdiri dari 20 putra dan 44 putri.
Ia menambhkan jika mayoritas santri yang ia ajar merupakan warga berbagai daerah di Kulonprogo yang mayoritas secara ekonomi merupakan kelas menengah kebawah.
Baca juga: Lucu, Gedung 47 Lantai Hampir Rampung, Pengembang Lupa Bangun Lift
Melihat berbagai kondisi yang ada kemudian ia berinisiatif hanya membebankan biaya makan dalam jumlah kecil. [*/Nlm]