"Sama posisinya, seminggu pertama gak laku karena pertama dituliskan dijual lukisan selera harga pembeli. Tapi kurang kayanya, akhirnya diubah jadi dijual seikhlasanya. Alhamdulillah, laku satu dua sampai sekarang," katanya.
Meski tak selalu laku, pak Badrus mengaku saat ini ia bisa membiayai sekolah anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan keluarga meski hanya dengan uang pas-pasan.
"Jadi setelah mereka lulus di sekolah negeri SD, saya pondokin sambil sekolah juga. Ibarat akar pohon, kita harus perkuat dulu keimanannya," ujarnya.
Baca juga: Di Sini Wanita Punya Tradisi Punya Suami Banyak, Termasuk Menikahi Saudara Suami
Saat ini, anak yang di pondok sambil sekolah ada tiga orang yakni anak pertama, kedua dan ketiga. Sementara, anak yang selalu pak Badrus bawa berdagang, tidak melanjutkan sekolah setelah lulus dari TK lantaran usia sang anak yang kurang dari 7 tahun. Belum lagi masalah kartu tanda penduduk yang menghambatnya.
Pak Bandrus sendiri selalu mengusahakan, agar anak-anaknya bisa tetap melanjutkan sekolah. Meski kondisi keuangan keluarganya masih sulit akibat masa pandemi, pak Badrus mengaku akan terus berusaha untuk membiayai pendidikan anaknya. [*/Prt]