Berita viral terbaru: Cerita mistis yang dialami oleh Seorang warga pada malam satu suro.
Padangkita.com- Tanggal 1 Muharram atau peringatan malam Satu Suro tepat jatuh pada Rabu 19 Agustus lalu. Masyarakat Jawa menyebut jika malam tersebut merupakan malam keramat dengan berbagai mitos yang selalu mengiringi nya.
Misalnya saja, pada malam 1 Suro tersebut akan mendatangkan kesialan bagi siapa saja yang mengadakan pesta atau perayaan saat itu.
Selain itu masyarakat juga mempercayai bahwa para arwah akan kembali ke rumah untuk mengunjungi keluarganya saat malam 1 Suro tiba.
Maka malam itu juga dikenal sebagai hari rayanya para arwah dan makhluk halus. Mengingat berkembangnya cerita ini sudah sangat pesat tempat dibuatkan film yang berjudul“Malam Satu Suro” serta dibintangi oleh Ratu film horor, Suzzana.
Ternyata ada sebuah kisah unik yang terjadi pada malam satu Suro di Wonogiri, Jawa tengah.
Dilansir Netralnews, berdasarkan cerita seorang warga bernama Syahroni (52), ia pernah hanyut dalam sebuah suasana romantis yang terjadi di tengah kuburan di Waduk Gajah Mungkur.
Saat itu dirinya tidak sadar ditemukan oleh Seorang warga pada Waduk yang telah mengering karena kemarau tersebut.
Kejadian ini ya ceritakan terjadi pada tahun lalu. Kemudian warga Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Ini menceritakan pengalaman misterius yang ia alami pada Sabtu 8 September 2018 lalu.
Memeluk Nisan
Saat kejadian dirinya sedang memancing di Waduk tersebut. Namun bukannya ikan yang ia dapat dirinya justru ditemukan warga tidur sambil memeluk sebuah nissan dalam kondisi tanpa busana.
Mengejutkannya lagi, saat dibangunkan, Syahroni mengaku sempat hilang ingatan. Setelahnya dokter menyatakan jika dirinya mengalami dehidrasi.
Baca juga: 8 Bulan Lamanya Bunga Dicabuli Ayah Tiri, Korban Diajak Nonton Film "Biru"
Akan tetapi seseorang yang merupakan sesepuh desa mengatakan jika, Syahroni nyaris dibawa oleh roh penunggu kuburan di tengah Waduk Gajah Mungkur.
Pernyataan sesepuh desa ternyata senada dengan pengakuan Syahroni. Ia mengalami kejadian berbau supranatural.
Diketahui jika Waduk tersebut dibangun mulai 1976 dan mulai beroperasi pada 1982. Waduk itu terbentuk dengan membendung aliran Sungai Bengawan Solo dan dirancang sebagai salah satu flood control atau pengendali banjir.
Saat dibangun, sebanyak 51 desa di enam kecamatan harus ditenggelamkan. Seluruh warga di semua desa itu, sebanyak 67.515 jiwa, wajib mengikuti program transmigrasi ke luar Jawa, antara lain menuju Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.