Berita viral terbaru: Bunuh tiga dari empat anaknya ibu satu ini merasa tidak bertanggung jawab atas kematian anaknya tersebut.
Padangkita.com- Pertengkaran dalam hubungan rumah tangga antara suami dan istri merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada siapa saja.
Akan tetapi pada penyelesaiannya hal tersebut sebenarnya bergantung dari bagaimana cara pasangan tersebut untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Namun banyak pasangan yang memilih berbagai macam jalan yang malah merugikan kedua pihak. Seperti halnya yang dilakukan oleh sebuah pasangan suami istri asal Georgia, Amerika Serikat ini.
Melansir dari Kumparan, disebutkan jika seorang wanita bernama Martha Ann Johnson menjadi penanggung jawab atau pelaku atas meninggalnya ketiga anaknya yang terjadi antara tahun 1977 hingga 1982. Ia dikatakan sebagai seorang pembunuh berantai dari wilayah tersebut.
Dari informasi yang ada di ketahui jika dari pernikahan pertamanya, Ann memiliki seorang anak gadis yang lahir tahun 1971.
Pada pernikahan keduanya ia melahirkan seorang putra pada tahun 1975. Lalu pada pernikahannya yang digelar tahun 1979, Ia memiliki anak perempuan dan laki-laki yang lahir pada tahun 1979 dan 1980.
Mulanya sang anak dari pernikahan keduanya bernama James Taylor, meninggal dunia saat berusia 23 bulan. Saat itu sang anak tidak memberikan reaksi saat dirinya sedang tidur siang hingga dilarikan ke rumah sakit.
Dokter memvonis jika sang anak telah meninggal dunia yang diakibatkan oleh sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Kemudian hal serupa kembali terjadi pada anaknya dari pernikahan ketiga, bernama Tabita Janelle Bowen. Hal tersebut terjadi pada tanggal 30 November 1980 yang juga tidak bereaksi saat tidur siang dan divonis dokter mengalami hal serupa dengan kakaknya.
Baca juga: Ngaku Bisa Gandakan Uang dengan Mesin dari Australia 3 Orang Ini Ditangkap Polisi
Pada tahun 1981, saudara Tabita bernama Early Wayne ditemukan tewas dengan sebungkus racun tikus. Bayi berusia 31 bulan tersebut dikatakan oleh dokter jika dirinya akan menjalani kehidupan setengah mati sebelum dinyatakan meninggal dunia.
Hal tersebut dikatakan dokter dikarenakan bayi itu telah kehilangan fungsi otaknya.