Berita viral terbaru: Cerita Donald Trump mengenai kedekatan dirinya dengan pemimpin Korea Utara hingga bercerita perihal eksekusi Jang Song Thaek.
Padangkita.com- Kekejaman rezim Korea Utara yang saat ini berada di bawah pimpinan Kim Jong Un nampaknya bukan isapan jempol belaka.
Hal ini juga sempat disampaikan oleh presiden Amerika Donald Trump dalam sebuah buku biografi sang presiden yang nantinya akan terbit.
Melansir dari Liputan6.com, disebutkan jika pemimpin Korea Utara tersebut pernah memamerkan jenazah pamannya sendiri.
Mirisnya lagi kala itu Kim Jong Un memamerkan jasad sang paman kepada sejumlah pejabat senior negara dengan kondisi tidak berkepala.
Saat itu kebetulan Donald Trump mengunjungi istana sang pimpinan tertinggi Korea Utara untuk membicarakan masalah nuklir.
Diketahui jika paman dari pemimpin Korea Utara tersebut, Jang Song Thaek merupakan seorang tokoh yang sangat kuat di dalam rezim.
Hanya saja dirinya 'disingkirkan' atas tuduhan makar dan korupsi pada tahun 2013, dalam apa yang secara luas dipandang sebagai praktik penegakan kekuasaan tanpa ampun dari Kim Jong Un.
Saat diwawancarai oleh jurnalis investigasi the Washington Post, Bob Woodward, Donald Trump menyebut jika Kim jong-un memberitahunya segalanya.
"Dia membunuh pamannya dan meletakkan mayatnya tepat di tangga," kata Trump, merujuk pada sebuah bangunan yang digunakan oleh pejabat senior. Saat kepala sang paman dipotong mereka menempatkan kepalanya di bagian dadanya .
Baca juga: Wow, Ternyata Millendaru Pernah Punya Pacar, Kini Mantap Berhijab
Padahal diketahui jika Korea Utara tidak pernah secara resmi menyatakan Bagaimana proses Jang dieksekusi.
Hanya saja dulu pernah tersiar isu jika paman Kim Jong Un tersebut dieksekusi menggunakan senjata anti pesawat.
Keterangan Trump dalam buku tersebut dikatakan sebagai demonstrasi kedekatan antara hubungan keduanya yang dimaksudkan oleh pejabat senior sehingga sang Pemimpin bisa menceritakan hal pribadinya kepada presiden Amerika itu.
Informasi tentang pama Kim Jong Un itu juga mencuat ketika negosiasi nuklir antara Pyongyang dan Washington terhenti sejak runtuhnya KTT Hanoi tahun lalu karena keringanan sanksi dan apa yang bersedia menyerah sebagai imbalan.
Dikatakan jika saat itu Donald Trump menuntut jika masyarakat Korea Utara harus mengungkapkan lima situs nuklir di wilayah mereka.
Namun mereka hanya mengungkapkan salah satu suku saja yang disebut sebagai yang terbesar di wilayahnya.
Baca juga: Pemandu Karaoke Cantik Digerebek Sedang "Ena-ena", Ditemukan Alat Kontrasepsi
Negosiasi antara Pyongyang dan Washington tetap terhenti sejak itu, dan hubungan antara Korea Utara dan Selatan anjlok, tetapi Trump bersikeras bahwa dia masih memiliki hubungan yang baik dengan Kim. [*/Nlm]