Karena hasil rapid tes sudah kedaluwarsa, Osneti dan keluarganya dianjurkan untuk tes swab, dengan hasil keluar dua hari. Namun, ia memutuskan untuk membatalkan keberangkatan.
"Dianjurkan tes swab, biayanya Rp800 ribu, setelah tes swab, kata petugas baru bisa kita berangkat. Tapi, itu percuma saja, pestanya juga sudah usai," kata Osneti.
Setelah batal berangkat, Osnetipun mengaku terkejut mendengar pesawat yang akan ia tumpangi itu hilang kontak di sekitar perairan Kepulauan Seribu.
"Syukur, ada hikmahnya tidak jadi berangkat. Saya kaget mengetahui pesawat itu hilang kontak. Saya sujud syukur dan menangis mengetahui peristiwa itu," imbuhnya.
Osneti berharap semua penumpang Sriwijaya Air dapat ditemukan dalam keadaan selamat. “Ini sudah suratan dari Allah, mudah-mudahan semuanya selamat,” harapnya.
Atas peristiwa itu, Osneti mengaku trauma untuk naik pesawat. Bahkan, Osneti mengatakan akan menetap untuk sementara waktu di Jakarta.
Baca juga: Pilot Sriwijaya Air SJ 182 yang Hilang Kontak Berasal dari Sungai Jambu Tanah Datar
"Belum tau lagi pulang (ke Padang) kapan, mungkin tiga hari ini. Pulangnya juga belum tahu naik apa,” katanya. [zfk]