Bukan Corona, Seorang Warga China Meninggal karena Virus Hanta

Virus Hanta di China

Virus Hanta. [Foto: nytimes]

Beijing, Padangkita.com - Seorang penumpang bus dikabarkan telah meninggal dunia dalam perjalanan menuju tempat kerjanya di provinsi Shandong, China, pada hari Selasa (24/3/2020).

Warga berspekulasi pria tersebut terinfeksi virus corona mengingat virus tersebut pertama kali ditemukan di negara tirai bambu itu.

Namun hasil tes menunjukkan bahwa pria tersebut bukan terinfeksi corona meski dengan gejala yang hampir serupa.

“Dia dites positif virus hanta. 32 orang lainnya di dalam bus juga akan diuji, ”  media lokal China, Global Time melaporkan hal tersebut.

Baca juga: WHO: Virus Corona Kini Berakselerasi

Laporan ini lantas memicu kepanikan warga dunia di tengah pandemi virus corona yang masih ‘menghantui’. Setelah kabar tersebut diberitakan #hantavirus pun menjadi trending di media sosial.

Betapa tidak, kekhawatiran akan kemungkinan penularan dan berujung pada pandemi seperti virus corona akhirnya membuat warganet mencurahkan kecemasannya dalam media sosial.

Namun, para ahli dengan cepat menunjukkan bahwa itu bukan virus baru dan jarang ditularkan di antara manusia.

“Virus hanta pertama kali muncul pada 1950-an dalam perang Amerika-Korea di Korea (sungai Hantan). Ini menyebar dari tikus jika manusia menelan cairan tubuh mereka. Penularan manusia-manusia jarang terjadi,” tweet ilmuwan Swedia Dr. Sumaiya Shaikh.

"Tolong jangan panik, kecuali kamu berencana untuk makan tikus," dia menekankan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan virus hanta jarang terjadi, akan tetapi angka kematiannya berada 38 persen.

“Gejala dapat terjadi hingga delapan minggu setelah terpapar urin segar, kotoran, atau air liur dari tikus yang terinfeksi," kata CDC

Selain itu, penularan kadang-kadang juga dapat berasal dari gigitan dari tikus yang terinfeksi.

Gejala yang dialami pasien virus hanta hampir serupa dengan virus corona, penderita melaporkan demam, sakit kepala, batuk dan sesak napas.

"Tidak ada pengobatan khusus, penyembuhan, atau vaksin untuk infeksi hantavirus," ujar CDC.

Ia mengatakan bahwa pasien hanya membutuhkan perawatan intensif untuk membantu mereka melalui periode gangguan pernapasan parah.

"Karena itu, jika Anda telah berada di sekitar hewan pengerat dan memiliki gejala demam, nyeri otot dalam, dan sesak napas yang parah, segera temui dokter Anda," ujar CDC memberi peringatan. [*/try]


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Padang, Padangkita.com - Capaian Vaksinasi Covid-19 di Kota Padang hingga awal 2022 sudah mendekati angka 80 persen, yaitu 79 persen.
Capaian Vaksinasi Tembus 79 Persen, Hendri Septa Sebut Kegiatan Masyarakat di Padang Sudah Mulai Normal
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Nagari Rawang Gunung Malelo, Kecamatan Sutera, Pessel kini tembus 80 persen.
Berkat Door to Door, Capaian Vaksinasi di Nagari Rawang Gunung Malelo Kini Tembus 80 Persen
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) masih jauh dari target.
Capaian Vaksinasi Covid-19 di Pessel Kini Masih 57,5 Persen
Padang, Padangkita.com - Dinkes Kota Padang akan mensurvei sejumlah sekolah untuk memastikan keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Dinkes Padang Akan Survei Sejumlah Sekolah untuk Pastikan Keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka
Pariaman, Padangkita.com - Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman telah merilis nama-nama warga yang belum divaksin sama sekali hingga saat ini.
Rilis Nama Warga yang Belum Divaksin, Wako Genius Umar Minta Camat Telusuri hingga ke Desa dan Dusun