Dari sanalah suatu hidayah datang baginya dan kesadarannya kembali terbuka.
A Fung lantas bertanya kepada seorang pendeta yang selama ini membimbingnya.
Namun, jawaban yang ia terima tidak dapat memuaskan rasa penasarannya. Justru ia semakin tertarik dengan Islam.
Beruntung bagi dia, rumahnya yang berada di Bilangan Pagarasih, Bandung, dekat dengan sebuah masjid.
“Saya kemudian dipertemukan dengan seorang ustadz, namanya Ustaz Ahmad Ilyas Arifin atau Ustadz Asep saya biasa menyapanya. Dia merupakan seorang pegawai Departemen Agama dan sarjana perbandingan agama. Dari dialah saya mendapatkan penjelasan tentang keyakinan dan agama. Ini begitu masuk akal,” kisah A Fung.
Baca juga: Heboh Video Muncul Mahkluk Misterius di Langit Arab
Sejak akrab dengan Ustadz Asep, A Fung kian mempelajari Islam. Tak jarang, ia melontarkan banyak pertanyaan kepada guru agama tersebut.
Hal yang menarik baginya, tak sekalipun A Fung menemukan titik kelemahan dalam ajaran Islam seperti yang dijelaskan sang Ustaz.
Lalu tepat pada 12 Januari 1988, A Fung telah meyakini dirinya siap memeluk Islam dan mantap untuk mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid binaan organisasi Persatuan Islam di daerah Penjagalan, Bandung, Jawa Barat.
Ia pun mendapatkan nama baru, yakni Muhammad Syarief Abdurrahman setelah resmi menjadi seorang muslim.
Meski sudah berislam, A Fung mengaku belum berani untuk menyatakan secara terbuka keislamannya kepada keluarga besarnya.
Sebab, ia masih khawatir jika nantinya mereka akan menghentikan sokongan ekonomi yang selama ini diterima keluarganya secara rutin.
Terlebih, ia dan saudara-saudaranya masih memerlukan biaya untuk hidup sehari-hari dan sekolah.
Namun, kebimbangan itu tak lama dibiarkan. A Fung bersama saudara serta ibunya yang sudah memeluk Islam akhirnya memutuskan untuk mengumumkan keyakinan barunya itu kepada keluarga besar mereka.
“Sekitar 1991-1992, saya dan keluarga sempat mengalami kegelisahan. Saat itu, ibu dan adik perempuan saya juga sudah Muslim. Kami bermusyawarah untuk terbuka mengenai agama kami,” ujar A Fung.