Berita viral terbaru: Santri Pondok Pesantren Al Hidayat ini memiliki kemampuan yang mumpuni hingga lulus di 3 perguruan negeri.
Padangkita.com - Hasil ujian masuk perguruan tinggi tahun 2020 sudah selesai diumumkan. Begitu banyak siswa SMA yang antusias menantikan hasilnya dan berharap dapat diterima di perguruan tinggi ternama.
Tak dapat dipungkiri kalau perguruan tinggi yang selalu menjadi favorit siswa ialah perguruan tinggi negeri. Usai hasil seleksi diumumkan, banyak siswa yang diterima dan tentu banyak juga siswa yang tidak diterima.
Baca juga: Menjadi Alim, Paula Verhoeven Ngaku Baru Salat Ketika Jalan Bareng Baim Wong di Mall
Ada juga beberapa siswa yang sudah mendaftar lebih dari satu, alias ada yang 2, bahkan 3 perguruan tinggi, namun tak satupun yang lulus.
Berbeda dengan santri asal Pondok Pesantren Al Hidayat Gerning, Kabupaten Pesawaran, Lampung ini.
Selama ini orang beranggapan bahwa siswi santri memang dicap sangat jarang diterima di perguruan tinggi negeri ternama, namun santri asal Pondok Pesantren Al Hidayat Gerning, Kabupaten Pesawaran, ini mampu menepis anggpan itu.
Seorang santri Pondok Pesantren Al Hidayat Gerning, Kabupaten Pesawaran, Lampung membuktikan bahwa santri juga memiliki kualitas mumpuni. Bukan hanya dalam bidang agama, santri juga mampu unggul dalam bidang ilmu umum.
Ia adalah santri yang bernama lengkap Amelia Nazwa Hanum, yang nyantri dan sekolah di Madrasah Aliyah (MA) Al-Hidayat Gerning berhasil diterima di jurusan kedokteran Universitas Lampung (Unila) tahun 2020 melalui program prestasi khusus.
Tak hanya itu, Hanum juga lulus dan di diterima di jurusan Biologi Unila melalui jalur SBMPTN dan juga di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.
“Awalnya saya daftar dan diterima di Jurusan Biologi Unila dan Bahasa Arab UIN Suka Jogja. Tapi setelah itu ada pembukaan pendaftaran jalur prestasi jurusan kedokteran. Alhamdulillah saya diterima juga,” ungkapnya kepada NU Online, Senin (31/8), dilansir dari nu.or.id.
Bukan karena orang tuanya memiliki uang yang banyak, Hanum bisa lulus karena memang ia memiliki kualitas dan kelebihan dari pelajar lainnya yakni hafal Al-Qur’an 30 juz.
Orang tuanya hanyalah seorang pedagang buah di daerahnya di Kecamatan Kalirejo.
Di samping siswa lain susah payah dan banyak yang tidak diterima si satu PTN saja, Hanum malah mendapat kesempatan untuk memilih kampus mana yang akan ia masuki.
Hanum pun tak menyia-nyiakan kesempatan dan dia memilih jurusan kedokteran yang hingga kini tetap menjadi favorit banyak siswa.
Hanum merasa senang bisa diterima di jurusan kedokteran karena tidak semua pelajar apalagi santri mampu belajar di jurusan bergengsi
ini.
Ia pun mengajak para santri untuk optimis, percaya diri, dan terus belajar untuk menguasai berbagai disiplin keilmuan.
Di tempat terpisah, Pengasuh Pesantren Al-Hidayat KH Ma’shum Abror menjelaskan bahwa keberhasilan Hanum ini merupakan bukti nyata bahwa pendidikan pesantren memang berkualitas.
Baca juga: Aduh, Barbie Kumala Sari Tiba-tiba Indigo dan Buka Konsul, Ini Kata Mbah Mijan
Pesantren, dengan biaya pendidikan yang umumnya relatif murah, tidak berarti murahan.
“Pesantren telah banyak melahirkan sosok yang berkualitas. Buktinya santri Al-Hidayat banyak yang diterima di perguruan tinggi bergengsi,” ujar Hanum.
Selain Hanum, ada santri lainnya yang juga diterima di Fakultas kedokteran dengan jurusan Farmasi yakni Fitri Nur Hidayah. Selain itu beberapa santri Al-Hidayat juga diterima di perguruan tinggi bergengsi lainnya.
Seperti Nadya Ulfatur Rosyidah Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Raden Intan Lampung, Nadya Saadah Jurusan Manajemen Dakwah UIN Raden Intan Lampung, dan Aisyah Rosalina Ananda, Jurusan Psikologi Islam UIN Raden Intan Lampung.
“Hebatnya lagi para santri ini siap mengabdikan diri di pesantren kembali setelah mereka lulus minimal 10 tahun,” terang Rais Syuriyah Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pesawaran ini. Saat ini Pesantren Al-Hidayat memiliki 600 lebih santri yang mukim (menetap di pesantren).
Baca juga: Ini Sasikirana Zahrani Asmara, Putri Anjasmara Atlet ‘Ice Skating’ yang Memesona
Di tengah pandemi ini, para santri melakukan pembelajaran tatap muka dengan menggunakan standar protokol kesehatan Covid-19.
“Kami sudah mengawali kegiatan tatap muka mulai 13 Juli 2020 kemarin dan menjadi yang pertama di Kabupaten Pesawaran. Minta doa semoga senantiasa diberi kesehatan,” pintanya. [*/win]