Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: Seorang Wanita Turki mengaku dilecehkan dan disiksa agar mengakui tuduhan terorisme saat kudeta 2016 lalu.
Padangkita.com - Turki sempat alami kudeta pada tahun 2016 lalu. Kejadian itu bahkan berhasil membuat masyarakat ketakutan dan membuat pemerinta berusaha menangkap anggota yang terlibat.
Akibat kejadian itu seorang wanita bahkan mengalami pelecehan agar mengakui sebuah tuduhan terorisme. Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan melepas pakaian wanita itu secara paksa.
Meski tak pernah melakukan tindakan seperti yang dituduhkan, wanita itu tak bisa berbuat banyak. Wanita Turki itu dituduh bergabung dengan kelompok terorisme Fethullah Gulen.
Dilansir dari Al Arabiya pada Sabtu (16/1/2021), Wanita itu mengungkapkan rahasia upaya kudeta di Turki pada 2016 lalu dalam program "A Special Mission".
Dalam tayangan program tersebut Wanita Turki yang menjadi korban kampanye pelecehan ribuan orang itu mengungkapkan bagaimana penderitaan yang ia alami selama dipenjara dan disiksa untuk mengakui tuduhan terorisme.
Pada 2016 lalu, ia pernah ditangkap oleh otoritas Turki atas tuduhan berpartisipasi dalam upaya terorisme. Wanita itu mendapat pelecehan dan disiksa untuk mengakui dirinya sebagai teroris.
Penangkapan wanita itu terjadi tak lama setelah upaya kudeta di Turki pada 15 Juli 2016 lalu. Kajadian itu juga berkaitan dengan penahanan keamanan terhadap 282.790 orang, serta pemenjaraan 94.975 orang lainnya.
"Kementerian telah meluncurkan 99,66 kampanye keamanan sejak upaya kudeta hingga hari ini," ujar Menteri Dalam Negeri Turki Suleiman Soylu.
Menteri Suleiman pun membenarkan bahwa pada operasi yang dilancarkan saat terjadinya kudeta tersebut telah menahan dan menangkap 282.790 orang.
Dari ribuan penangkapan terhadap aksi kudeta itu, Menteri Suleiman menilai yang paling penting bukan angka ataupun statistik, melainkan keamanan negara.
Pemerintah mengklaim melakukan hal itu untuk menghilangkan segala keraguan dan kecurigaan terkait pergerakan terorisme yang dilakukan oleh Fethullah Gulen.
Bahkan, dalam sekitar 150.000 pegawai pemerintah, tentara, dan personel polisi telah diisolasi karena Undang-undang darurat yang selama ini diperlakukan dengan dalih kudeta.
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan bahwa sejak upaya kudeta 15 Juli 2016, sebanyak 15.583 tentara dan perwira telah diberhentikan dari jabatannya.
Tak hanya itu, pemimpin oposisi di Turki, Kemal Kilicdaroglu mengatakan bahwa Presiden Erdogan juga menyadari bahwa kudeta itu masih terjadi hingga saat ini.
"Presiden Erdogan mengetahui upaya kudeta tetapi tidak mencegahnya, dan dia bergerak tepat waktu untuk menggagalkannya," kata pemimpin oposisi di Turki, Kemal Kilicdaroglu.
Baca Juga: Mau Ijab Kabul, Wanita Cantik Ini Tewas Terjepit Lift
"Dan mengeksploitasinya dalam menekan dan melikuidasi oposisi dan memperkuat pengaruhnya, mengambil keuntungan dari simpati populer untuknya," tambahnya. [*/Prt]
