Elizabeth melancarkan aksinya dengan cara yang sangat keja. Ia akan menggigit, memukul, membakar, memutilasi, hingga membiarkan korban kelaparan sampai mati.
Setelah itu, Elizabeth akan memerintahkan budaknya untuk mengumpulkan darah sang korban dalam sebuah ember dan dituang ke dalam kolam permandiannya.
Setiap korbannya hanya boleh wanita muda yang masih perawan yang memiliki darah segar. Ia berkeyakinan bahwa dengan mandi darah seorang gadis perawan, maka penuaan tidak akan terjadi pada dirinya.
Jasad dari para korban akan dimakamkan sesuai prosesi pemakaman dengan pendekatan agama, agar tidak terlihat mencurigakan. Namun hal itu tak bertahan lama lantaran korban semakin banyak. Pendeta menolak untuk melakukan tugasnya karena gadis-gadis yang meninggal tidak diketahui penyebab kematiannya.
Mulai kehabisan alasan, Elizabeth tidak lagi mengubur jasad para korban, melainkan membuangnya secara asal ke beberapa lokasi publik. Salah satu korban sempat melarikan diri dan menceritakannya kepada pihak berwenang tentang apa yang terjadi di kastel tersebut.
Raja Mátyás dari Hongaria pun memerintahkan sepupu Elizabeth sendiri, György Thurzo, Gubernur Provinsi untuk menyelidiki laporan tersebut. Pada 30 Desember 1610, mereka mendatangi kastil dan melihat pemandangan yang mengerikan.
Elizabeth mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan menolak untuk muncul dalam persidangan. Johannes Ujvary, major-domo sebagai saksi di persidangan mengatakan bahawa sekitar 37 gadis yang belum menikah telah terbunuh, sedangkan enam di antaranya secara pribadi direkrut untuk bekerja di kastel.
Berdasarkan hasil persidangan diungkapkan bahwa sebagian besar gadis disiksa selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Mereka dipotong dengan gunting, ditusuk dengan sebuah pin, bahkan digantung di langit-langit agar darahnya dapat mengalir deras.
Baca juga: Posetif Corona Wanita Ini Dilempar Suami dari Lantai 5
Dalam catatan buku harian Elizabeth, ia menuliskan bahwa sebanyak 612 wanita telah menjadi korbannya. Dari hasil persidangan tersebut orang-orang yang terlibat dalam kasus ini dipenggal dan dikremasi, kecuali Elizabeth.
Kala itu orang yang menyandang status bangsawan tidak diizinkan oleh hokum dieksekusi. Sehingga pengadilan memutuskan untuk menahan Elizabeth selamanya di dalam kastelnya.
Dalam kamar tampa jendela, Elizabeth dibiarkan begitu saja dan hanya terdapat celah kecil sebagai tempat untuk memberi makanan. Pada tahun 1614, Elizabeth meninggal di usia 54 tahun di dalam kaselnya sendiri. [*/Prt]