Berita viral terbaru: Kota Pontianak memiliki sejarah yang panjang terlepas dari desas desus yang berhubungan dengan kuntilanak. Bahkan sejarah kota ini turut ditulis oleh seorang sejarawan Belanda.
Padangkita.com - Siapa yang tak kenal Kota Pontianak? Kota ini merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki sejarah panjang.
Bahkan pernah disebutkan kalau muasal Kota Pontianak ini berhubungan dengan kuntilanak, sosok hantu perempuan yang ada karena meninggal saat melahirkan.
Terlepas dari cerita tersebut, seorang sejarawan Belanda dalam buku "Borneos Wester Afdeling", V.J. Verth, menuliskan sejarah kota Pontianak yang isinya sedikit berbeda dengan cerita yang banyak beredar di masyarakat.
Seperti yang dikutip dari laman Sindonews, Verth dalam bukunya menyebutkan, Belanda masuk ke Pontianak pada tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia.
Saat inilah dikenal sosok tokoh yang bernama Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Baca juga: Ferdian Paleka Ungkap Alsanya Ngeprank: Gak Mau Ada Waria Saat Ramadan
Ia merupakan putra ulama dari Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie, atau dalam versi lain dikenal sebagai Al Habib Husin.
Ketika beranjak dewasa, Syarif meninggalkan kerajaan Mempawah dan mulai hidup merantau.
Saat berada di wilayah Banjarmasin, Syarif menikah dengan adik sultan Banjar, Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran.
Syarif berhasil dalam kegiatan berdagang dan mengumpulkan modal yang cukup banyak untuk mempersenjatai kapal pelancang dan perahunya.
Setelah itu, Syarif memulai perlawanannya terhadap penjajahan Belanda. Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif berhasil membajak kapal Belanda yang berada di dekat Bangka dan kapal Inggris serta Perancis di Pelabuhan Pasir.
Setelah itu, Syarif menjadi orang yang berkecukupan dan mencoba untuk mendirikan permukiman di sebuah pulau di Sungai Kapuas.
Syarif menemukan cabang dari Sungai Landak yang kemudian dikembangkan menjadi pusat perdagangan yang makmur.
Kawasan inilah yang kemudian dikenal dengan nama Pontianak yang kini telah menjadi Kota Pontianak.
Kota ini didirikan pada Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) silam oleh Syarif. Pendirian kota ini ditandai dengan pembukaan hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar. Di kawasan tersebut dibangun balai dan rumah tinggal.
Selanjutnya, pada tahun 1778 (1192 H), Syarif diangkat menjadi Sultan Pontianak pertama.
Sebagai pertanda kekuasannya, dibangunlah sebuah Masjid Jami', yang kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman dan Istana Kadariah yang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.
Pontianak pun kini dikenal sebagai kota khatulistiwa yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di kota ini dibangun sebuah monumen atau Tugu khatulistiwa di daerah Siantan.
Kota Pontianak yang memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi ini juga menyimpan sebuah legenda yang berawal dari mitos mistis masa lalu.
Berdasarkan sejumlah sumber, nama Pontianak bermula dari kisah Syarif yang sering diganggu oleh hantu berwujud kuntilanak saat dirinya sedang menyusuri Sungai Kapuas.