Pada usia 5 tahun orangtuanya bercerai. Ia lalu dirawat neneknya. Bahkan saat ibunya menikah lagi ia tetap betah tinggal bersama neneknya di Tangerang.
Perceraian kedua orang tuanya juga berimbas pada sekolahnya. VA tidak menyelesaikan bangku Sekolah Dasar. Ia mengaku lebih sering bolos ketimbang berada di ruang kelas.
“Kalau bolos kami rame-rame. Bolosnya ke rumah teman aja, main,” ungkapnya singkat.
VA adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Tiga adiknya, termasuk hasil pernikahan ibunya dengan ayah tirinya sekarang berada di Jakarta.
Ia mengaku masih sering teleponan dengan ibu dengan adik-adiknya.
Baca juga: Negara Ini Punya Nama Mata Uang Sama dengan Indonesia
“Saya tidak akrab dengan ibu, tapi masih sering teleponan. Juga dengan adik saya yang sekarang di Jakarta. Kalau ayah tiri saya sekarang bekerja di travel,” terangnya menuturkan keadaan keluarganya kini.
Perempuan berambut pirang ini berangkat ke Sulawesi Selatan dengan sepengetahuan ibu dan ayah tirinya.
Ia tidak meminta izin ke neneknya karena neneknya dalam kondisi sedang sakit stroke. Tiket pesawat dan kebutuhan lainnya di perjalanan dibiayai oleh AD.
“Tapi saya minta izinnya ke ibu saat sudah mau naik pesawat. Bos Ardi yang belikan tiket,” bebernya.
Saat diamankan polisi di Sinjai, ia masih sempat mengabarkan kondisinya ke ibunya.
“Ibu saya tahu kalau saya ada di kantor polisi. Dia sempat marah dan bilang kalau masih sanggup biayain saya. Saat ditelepon saya minta maaf ke ibu,” ungkapnya didampingi anggota Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak P2TP2A Kabupaten Sinjai.
Selain menangkap dua muncikari, polisi juga menyita beberapa barang bukti. Di antaranya satu unit HP Oppo A 3S warna merah, satu unit handphone merek Readmi Not 8 warna biru, dan satu unit HP Nokia.
Ponsel tersebut digunakan pelaku untuk mencari calon pelanggan.