Berita viral terbaru: Akibat lockdown, ada sekitar 7 juta kasus kehamilan yang tak dikehendaki. Hal itu karena para wanita kesulitan mengakses layanan KB dan juga merasa takut tertular virus corona.
Padangkita.com - Dana Kependudukan PBB (UNFPA) memprediksi akan ada 7 juta kasus kehamilan tidak dikehendaki dalam 6 bulan ke depan selama pandemi virus corona.
Hal itu terjadi karena lockdown yang diterapkan di sejumlah negara di dunia sehingga para wanita kesulitan mengakses layanan Keluarga Berencana (KB).
Selain itu, kebanyakan wanita juga urung melakukan tindakan medis KB lantaran takut tertular corona.
“Data baru ini menunjukkan dampak yang segera menimpa perempuan (dewasa) dan anak di seluruh dunia," kata Direktur Eksekutif UNFPA, Natalia Kanem, seperti dilansir Xinhua, Rabu (29/4/2020).
Baca juga: Kisah Inspirasi Wanita Prancis yang Mualaf dan Temukan Jodoh di Bandung
Secara global, ada sekitar 450 juta wanita di 114 negara berpendapatan rendah dan menengah menggunakan alat kontrasepsi.
Oleh sebab itu, Natalia mengatakan kalau jutaan perempuan di dunia akan berisiko tak bisa merencanakan KB maupun melindungi tubuh dari kesehatan akibat pandemi virus corona ini.
Bahkan jika layanan kesehatan masih mengalami gangguan dan lockdown berlanjut selama 6 bulan, akan ada sekitar 47 juta perempuan di 114 negara tersebut berpotensi tidak bisa mendapat mengakses alat kontrasepsi modern.
Hal ini kemudian mengakibatkan sekitar 7 juta kehamilan tak dikehendaki.
Tak hanya kasus kehamilan, kekerasan berbasis gender dan praktik membahayakan lainnya juga diprediksi melonjak sampai jutaan kasus.
Diperkirakan ada 31 juta kasus tambahan kekerasan berbasis gender dalam 6 bulan.
Sementara untuk praktik pernikahan anak, UNPFA memperkirakan akan ada tambahan 13 juta kasus meski sebenarnya PBB sudah berupaya menekan praktik tersebut.
Heboh, Kakek 68 Tahun Ini Memperkosa Seekor Sapi Karena Terbujuk Rayuan Teman

ILUSTRASI: Pencurian ternak (Foto: Ist)
Sudah kodratnya jika manusia selalu mencari kesenangan dalam hidupnya. Bahkan untuk bisa merasa bahagia, seseorang rela menghabiskan uangnya semisal untuk pergi liburan ke luar negeri.
Namun berbeda halnya dengan kakek 68 tahun di Thailand ini. Ia malah mencari kesenangan dengan seekor sapi.
Melansir dari Ladbible, kakek pensiunan itu tertangkap basah berhubungan intim dengan seekor sapi setelah sebelumnya mencuri sapi itu dari pemiliknya.
Kakek tersebut berhubungan layaknya suami istri dengan seekor sapi betina yang berumur 2 tahun milik warga sekitar.
Aksi asusila ini terbongkar setelah pemilik sapi itu melihat sang kakek menyeret sapi miliknya ke semak-semak.
Seolah memiliki perasaan yang tidak enak, ia meminta bantuan kepada warga yang sedang lewat untuk memergoki sang kakek.
Baca juga: Berhijab, Zulay Pogba Sambut Ramadan dengan Suka Cita
Alhasil pemilik sapi ini terkejut luar biasa saat melihat pensiunan itu berdiri tegak tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.
Sperma yang ada di kakinya pun menjadi bukti bahwa sang kakek sudah selesai melakukan aksi bejatnya memperkosa si sapi.
"Kami melihat noda sperma di kakinya dan di semak-semak, jadi kami pikir dia pasti sudah selesai melakukan hubungan badan ketika kami menangkapnya," ujar sang pemilik.
Pensiunan 68 tahun ini pun selanjutnya dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tidak disangka pensiunan ini mengaku hanya iseng melakukan aksi tersebut untuk kesenangan semata.
"Sapi itu tidak terluka. Aku hanya melakukannya untuk kesenangan," ujar sang kakek.
Ternyata ia melakukan aksi itu karena terpicu dengan temannya yang sudah pernah mencoba sebelumnya.
"Saya punya teman yang telah melakukannya sebelumnya, dan mereka bilang pada saya rasanya enak, jadi saya ingin mencoba juga," imbuh sang kakek.
Pensiunan ini akhirnya hanya diberikan denda sebesar 300 Bath atau setara dengan Rp139 ribu karena tidak ada pasal tentang penganiayaan hewan di dalam Undang-Undang Thailand.
Sang kakek hanya dikenakan denda tersebut karena aksi tanpa busana di ruang publik.
[*/Jly]