Berita Viral dan Trending: Talas beneng jadi bisnis menjanjikan untuk petani Indonesia lantaran miliki permintaan pasar tinggi di Australia dan Belanda.
Padangkita.com - Talas beneng miliki peminat banyak di beberapa negara. Lantaran hal itu kini petani di Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat mulai beramai-ramai menanam jenis umbi-umbian tersebut.
Pasalnya, sebagian besar tanaman talas beneng diekspor kebeberapa negara. Autralia dan Belanda menjadi negara dengan tingkat permintaan ekspor talas beneng yang tinggi.
Hal tersebut dibenarkan salah seorang petani di Batulayang, Beben. Lantaran hal itu pula Beben mengaku bahwa dirinya tertarik menanam talas beneng. Pasalnya, jenis umbi-umbian tersebut cukup menjanjikan. Tak hanya mengekspor umbinya saja, bagian dari tanaman itu juga laku dijual.
"Australia butuh daun talas beneng dalam jumlah yang sangat besar. Mereka butuh sampai 300 ton per pekan," kata Beben petani asal Kampung Pasir Nangka, RT 002/RW 015, Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Mingg (4/10/2020).
Di Australian sendiri daun talas beneng dimanfaatkan sebuah perusahaan di sana untuk bahan baku rokok. Sebab, daun talas beneng tersebut tidak mengandung nikotin sehingga lebih aman digunakan.
Sementara di Belanda justru dibutuhkan batang talas beneng. Namun lantaran banyaknya permintaan talas beneng tersebut, petani di Indonesia masih belum bisa memenuhinya.
"Lain halnya dengan Belanda, negara ini butuh batangnya. Permintaannya juga cukup banyak yang sampai sekarang belum mampu dipenuhi petani di Indonesia," ujarnya.
Sebagian besar kebutuhan talas beneng masih dipasok petani dari Banten. Kendati demikian, hasil penen di sana juga masih belum bisa memenuhi kebutuhan ekspor ke Australia.
"Banten baru bisa ekspor sebanyak 50 ton. Kebetulan di Bandung Barat lahannya masih sangat luas untuk budidaya talas beneng, sehingga bisa memenuhi permintaan Australia " ungkapnya.
Beben sendiri mulai menanam talas beneng setelah berkonsultasi dengan petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Ia kemudian mencoba menanam talas beneng di lahan miliknya. Awalnya ia menanam talas tersebut di lahan seluas 1 hektare.
"Agustus lalu sudah mulai ditanam. Untuk daunnya tiga bulan sudah bisa dipanen, sementara batangnya baru dapat dipanen setelah delapan bulan. Harga jualnya sekitar Rp 4.000 per kilogram," kata Beben.
Talas beneng memiliki tinggi sekitar 2 meter. Sementara bobot tanaman itu bisa mencapai 50 kilogram. Menurut Bebe, pemeliharaan talas beneng relatif mudah dan biayanya juga tak mahal.
Baca juga: Ketahuan Main Serong deng Janda, Perangkat Desa Didenda 400 Sak Semen
"Tidak sulit memelihara talas beneng dan tidak perlu mengeluarkan ongkos yang mahal. Pokoknya murah," tukasnya. [*/Prt]