Berita viral terbaru: Kepala Desa Lempong, Sulawesi Selatan dilaporkan seorang mahasiswa ke polisi dengan tuduhan pelecehan.
Padangkita.com - Seorang pemimpin seharusnya menjadi contoh dan panutan bagi setiap warganya. Namun nyatanya, ada saja pemimpin yang justru berperilaku tidak baik.
Contohnya saja perilaku yang dilakukan oleh Kepala Desa Lempong, Kecamatan Bola, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan ini.
Kepala Desa (Kades) yang diketahui bernama Abdul Karim itu sengaja mencium pipi seorang mahasiswi berinisial AP. Merasa tak terima dengan perbuatan Kades tersebut, Mahasiswa itu lantas melaporkan hal itu ke polisi atas tuduhan pelecehan.
Dilansir dari Sindonews pada Kamis (16/7/2020), kejadian tersebut terjadi di kantor Desa Lempong, sekitar pukul13.00 Wita, Minggu (12/7/2020).
Menurut pengakuan AP, kejadian tersebut bermula saat ia hendak berpamitan kepada Abdul Karim. Pasalnya, hari itu merupakan hari terakhir dirinya menjalani kuliah kerja profesi (KKP) atau KKN di kantor Desa Lempong.
Awalnya saat berpamitan dengan sang Kades berjalan lancar. AP dan Kades tersebut berjabat tangan sebagai tanda perpisahan dan ucapan terima kasih karena telah diterima KKP di kantor Desa Lempong.
Namun, hal tak diduga terjadi setelah mereka berjabat tangan. Abdul Karim justru langsung mencium pipi kanan dan kiri AP.
"Saya kaget tiba-tiba pak Desa langsung cipika cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri), padahal di Desa Lempong tidak ada adat seperti itu. Terus caranya juga cipika cipiki bukan pipi sama pipi, melainkan mulutnya pak Desa yang mencium pipi saya," jelasnya, seperti dilansir dari Sindonews, Kamis (16/7/2020).
AP berusaha tenang dan pergi. Namun tak lama, Kades itu kembali memanggil dirinya untuk masuk ke ruang kerjanya. Tak disangka, dengan modus terima kasih, Abdul Karim kembali mencium AP.
"Ciuman yang kedua, pak desa memanggil saya ke ruangannya, ia katanya sangat terbantu dengan kehadiran saya KKP di kantor Desa Lempong dan langsung mencium saya untuk kedua kalinya," lanjutnya.
Saat AP tengah mencetak laporan hasil KKP. Abdul Karim kembali masuk ke desa, dengan alasan ingin mengambil stempel yang ketinggalan. Pada hal sebelumnya, Kades itu telah berpamitan untuk pulang.