Berita viral terbaru: Biar dikira belajar daring, remaja asal China ini mengurung diri di kamar dengan bermain game selama 22 jam.
Padangkita.com- Selama masa Covid-19 berbagai negara banyak menerapkan lockdown ataupun upaya mencegah terbentuknya kerumunan. Untuk itu berbagai sektor diliburkan atau memilih bekerja dari rumah termasuk bidang pendidikan.
Telah banyak sekolah yang saat ini menjalankan pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Hal ini dinilai cukup membantu terlebih siswa dan guru tidak melakukan pembelajaran tatap muka di kelas.
Hanya membutuhkan ponsel pintar dan kuota internet, pembelajaran telah bisa dilaksanakan. Namun beberapa orang tua juga kerap kali mengeluhkan dalam sistem pembelajaran ini, selain dari selalu membeli kuota lebih banyak dari yang biasanya, sebagian anak juga menyalah gunakan kebijakan ini. Seperti yang dilakukan oleh seorang anak asal China yang baru berusia 15 tahun.
Orang tua bocah tersebut begitu kaget mendapati anaknya mengalami kelumpuhan secara mendadak. Pasalnya dari pengakuan kedua orang tuanya bocah tersebut tidak melakukan kegiatan berat atau pun habis kecelakaan.
Bocah tersebut bernama Xiaobin yang tidak bisa menggerakkan lengan dan tangan kirinya karena bermain game selama 22 jam nostop di computer.
Orang tua anak tersebut melanjutkan, bila kebiasaan buruk tersebut telah dilakukan anaknya selama satu bulan.
Awalnya sang ibu hanya menganggap jika anaknya bermain game merupakan hal yang lumrah. Ia pun saat itu berpikir tidak akan terjadi apa-apa pada sang anak kedepannya.
Hingga semua pikirannya terhempaskan saat Xiobin menjadi kecanduan dan berakhir harus dilarikan ke rumah sakit di kota Nanning setelah pingsan di rumah.
Diketahui dari media setempat jika bocah tersebut mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiangbin Guangxi.
Baca juga: Monyet Asal India Ini Pemabuk, Kanibal, Hingga Memakan Korban Jiwa
Ia yang telah duduk di bangku kelas 3 SMP tersebut telah belajar mandiri di rumah sejak Februari lalu. Terlebih lagi sang anak selalu belajar di kamar, sang ibu mulanya hanya beranggapan jika anaknya bermain game saat selingan belajar saja.
Terlebih lagi sang anak mengatakan dirinya selalu berada di balik layar komputer untuk mengerkalan kelas online. Agar tak ketahuan, Xiobin bahkan selalu menutup semua jendela dan mengunci pintu kamarnya.