Berita viral terbaru : Diduga Presiden Burundi, Pierre Nkurunziza meninggal dunia karena covid-19, bukan serangan jantung seperti pemberitaan.
Padangkita.com – Corona Virus atau covid-19 telah banyak menelan korban jiwa di seluruh dunia. Penyebaran yang luar biasa cepat, bahkan satu orang pasien positif terinfeksi virus ini dapat menularkan pada 2 hingga 4 orang sekaligus.
Tak hanya rakyat biasa, tenaga medis, bahkan pejabat pemerintah pun telah menjadi korbannya. Bahkan Presiden Burundi, Pierre Nkurunziza, yang meninggal mendadak diduga disebabkan Covid-19.
Sebelumnya pemerintah setempat menyatakan bahwa penyebab kematian sang presiden dikarenakan serangan jantung.
Setelah berita ini tersebar, pemerintah meminta warganya agar tetap tenang. Namun muncul juga sebuah spekulasi liar tentang kematian Nkurunziza yang dipicu dengan kabar istrinya yang diterbangkan ke Nairobi, ibukota Kenya, 10 hari lalu setelah terjangkit Covid-19, tapi hal ini belum dikonfirmasi.
Masa jabatan pria berusia 55 tahun sebenarnya akan berakahir pada Agustus tahun ini. Sebelumnya sempat tersiar kabar yang mengatakan jika presiden Nkurunziza baru saja menghadiri pertandingan voli pada Sabtu lalu (6/6).
Kuat dugaan jika Presiden Burundi ini meninggal karena Corona, sebelumnya pada malam hari dia sempat jatuh sakit dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun pada keesokan harinya, kesehatan presiden yang juga mantan pemain sepakbola itu membaik mulai membaik. Pada Senin (8/6) ia dikabarkan mengalami serangan jantung dan kondisinya menurun drastis.
Dilaporkan bahwa virus ini telah menginfeksi 197.000 orang di Afrika dan menewaskan lebih dari 5.000 jiwa. Sedangkan Negara Burundi yang berpenduduk 11 juta orang ini melaporkan hanya terdapat 83 kasus Covid-19. Jumlah yang cukup kecil ini dianggap sebuah berkah dan perlindungan Tuhan. Salah seorang juru bicara Nkurunziza, menyatakan jika Burundi telah menandatangani perjanjian khusus dengan Tuhan.
Semasa hidupnya, Nkurunziza menolak melakukan pembatasan sosial untuk negara Burundi, negara Afrika yang kecil dan dikenal sebagai Negara miskin. Walaupun negara lain dengan gencar menyuarakan pembatasan sosial, di negaranya semua kegiatan olahraga maupun demonstrasi tetap berjalan sebagaimana biasanya selama pandemi.
Sebagian besar negara Afrika melakukan lockdown, tapi Burundi menolak melakukannya. Bahkan tidak segan-segan negara ini mengeluarkan tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bekerja di sana untuk menanggulangi wabah corona.
Burundi juga dikenal dengan banyaknya sepak terjang skandal pelanggaran HAM. Tercatat Januari hingga Maret ini, organisasi HAM di Burundi Ligue Iteka terdapat 67 pembunuhan.
14 kasus eksekusi di luar hukum, enam penghilangan, 15 kasus kekerasan berbasis gender. Serta 23 kasus penyiksaan, dan 204 penangkapan sewenang-wenang. Selain itu, Burundi menarik diri dari pengadilan pidana internasional pada tahun 2017 dan menutup kantor PBB hak asasi manusia tahun lalu. [*/Nlm].