Berita viral terbaru : Menuntut penghaspusan rasisme di seluruh dunia, termasuk lukisan perbudakan di kereta kencana Raja Belanda.
Padangkita.com – Saat ini dunia internasional tengah bergejolak dengan ramainya perbincangan serta maraknya demonstrasi besar-besaran atas kematian pria kulit hitam George Floyd.
Kemarahan masyarakat dunia akibat perlakuan tidak adil ini menuntut agar tidak ada lagi rasisme.
Unjuk rasa yang awalnya menuntut keadilan terhadap orang-orang kulit hitam itu seolah berubah haluan menuntut untuk menghapus rasisme di dunia.
Baca juga: Rumah Ini Dijual Secara Gratis Bagi yang Berminat, Kalau Berhantu Tanggung Akibat
Para demonstran bahkan merusak berbagai symbol rasisme yang ada. Salah satunya demonstran di Inggris pada Senin (8/6), sukses menumbangkan simbol rasialisme berupa patung penjual budak abad ke-17 bernama Edward Colston.
Patung ini dicabut di Bristol Harbourside, kemudian dibuang demonstran ke sungai Sungai Avon, Bristol. Selain Inggris, Amerika Serikat masih banyak dijumpai simbol ini.
Melansir dari Suara.com, Belanda, sebagai salah satu negara yang mempraktikan kolonialisme atau penjajahan pada masa lalu, tak lepas dari sentimen rasial ini. Disana terdapat sebuah kereta kencana milik Raja dan Ratu Belanda dengan lukisan berbau rasis dan kolonialisme di Indonesia.
Pada badan kereta terdapat lukisan menampilkan sosok ratu Belanda yang tengah duduk di singgasana. Serta pada kedua sisinya ada dua budak tengah melakukan sujud sembah.
Lukisan bernama The Golden Coach itu melukiskan budak yang tengah sujud tersebut sebagai sosok budak pribumi lengkap dengan pakaian adat khas jawa di sebelah kanan dan budak Afrika disebelah kiri.
Baca juga: Kengerian "Ritual Kecantikan" Suku Surma
Lukisan tersebut telah banyak menuai pertentangan agar dihapuskan. Sebelumnya pada 2012, lewat surat bertajuk Painting on the Side Panel of the “Golden Carriage’ Stichting Comite Nederlandse Ereschulden (Yayasan Komite Utang Kehormatan Belanda) menuntut menghapus lukisan berbau rasialisme dan perbudakan itu.
Mereka meminta Perdana Menteri Mark Rutte dan bawahannya untuk segera mengenyahkan lukisan tersebut.
Pada 2015 lalu, kembali seorang majelis rendah parlemen Belanda, Selçuk Öztürk membacakan surat terbuka kepada Raja Belanda, Willem-Alexander untuk menghapus lukisan dari kereta kencana sang raja. [*/Nlm].