Berita viral terbaru: di Himalaya sudah lazim terjadi poliandri. Wanita yang menikah dengan seorang pria otomatis juga menikahi saudara suaminya. Hubungan badan terjadi apabila saudara suami sudah cukup umur. Menurut mereka tradisi ini guna mempertahankan harta.
Padangkita.com - Di saat komunitas lain masih meributkan boleh atau tidaknya poligami, Di Himalaya justru tidak ada larangan poliandri.
Di sana, istri boleh punya banyak suami. Tradisi bahkan sudah berjalan seabad lamanya. Bagi mereka, istri yang punya banyak suami bakal membawa banyak keberkahan dalam hidup.
“Segala sesuatu lebih mudah dengan cara seperti ini karena semuanya berada dalam satu keluarga,” tutur Sangmo, seorang warga Upper Dolpa di Himalaya, Nepal.
Secara tradisional, warga Upper Dolpa merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang membuka jalan antara Nepal dan Tibet. Daerahnya sangat terpencil. Tapi, warga di sana sangat bahagia.
Baca juga: Ini Hukum Mencukur Rambut Kemaluan dalam Islam
Warga di sana tak ada yang kaya. Daerahnya minim sumber daya alam. Hidup mereka hanya mengikuti tradisi menggiring yak yang membawa garam dari Tibet dan beras dari dataran Terai.
Tapi, warga di sana tak ada yang merasa susah. Selama praktik poliandri terjaga, mereka percaya kebahagiaan akan datang dengan berbagai cara. Persediaan makanan bakal selalu cukup. Tak ada yang kelaparan. Semuanya sama rata, sama rasa.
Kisah ini Tashi Sangmo mungkin bisa menjadi sedikit gambaran tentang tradisi poliandri di wilayah tersebut. Pada umur 14 tahun dia sudah dinikahkan dengan tetangganya.
Sebagai bagian dari pernikahan itu, Sangmo juga setuju untuk menikah dengan adik lelaki suaminya. Pada masa lalu, anak-anak lelaki dari setiap keluarga di wilayah Upper Dolpa menikahi satu perempuan.
Namun, kini praktik poliandri itu mulai terkikis sebab masyarakat di sana mulai terbuka pada kehidupan yang modern.
Kini praktik yang sudah berlangsung seabad itu bertahan hanya di desa-desa terpencil di Himalaya.
"Segala sesuatu lebih mudah dengan cara seperti ini karena semuanya berada dalam satu keluarga."
"Harta tidak dibagi di antara banyak istri dan di sini saya yang bertanggung jawab," kata Sangmo.
"Dua lelaki kakak beradik pulang membawa uang dan sayalah yang memutuskan bagaimana menggunakannya."