Berita viral terbaru: Sederet sirkus populer ini menghadirkan orang-orang cacat fisik sebagai tontonan. Hal itu lantas dikecam karena melanggar hak asasi manusia.
Padangkita.com - Di balik populernya sirkus pada tahun 1800-an hingga 1900-an, ada kisah yang sebenarnya amat menyayat hati, terlebih bagi manusia yang masih memiliki hati nurani.
Pasalnya, di era itu pertunjukan sirkus menghadirkan orang-orang cacat fisik sebgai tontonan demi mendapat uang yang banyak.
Bisnis ini pun dulu cukup menjanjikan karena selalu saja ramai penontonnya.
Para penonton itu bahkan rela membayar mahal untuk menonton mereka bernyanyi, menari, atau bahkan hanya duduk diam.
Baca juga: Ketahuan Edit Foto Biar Kurus, Selebgram Ini Tutup Akun
Hal itu lantaran orang-orang cacat fisik itu dianggap unik karena penampilannya berbeda dari orang kebanyakan.
Misalnya saja pada film yang diangkat dari kisah nyata berjudul The Greatest Showman. Masih ingatkan dengan film tersebut?
Dalam film itu diceritakan kisah seorang pria bernama Barnum yang menjalankan bisnis sirkus.
Dia mengumpulkan orang-orang unik untuk tampil di sirkusnya, seperti perempuan berjenggot atau lelaki bertubuh sangat pendek.
Pertunjukan mereka pun meriah dan dapat banyak uang dari para penonton.
Jika dipikirkan saat ini, pertunjukan manusia yang dulu populer ini sebenarnya sangat tidak manusiawi. Para pemilik bisnis itu seolah memanfaatkan kekurangan yang dimiliki orang-orang cacat fisik sebagai ladang uang mereka.
Baca juga: Haru, Perawat Cantik Ini Tulis Wasiat untuk Pacarnya Bila Mati Terkena Corona
Kenapa dulu hal itu dianggap populer? Karena dulu hak asasi manusia masih belum diperjuangkan. Orang-orang cacat fisik itu dieksploitasi sedemikian rupa untuk hasilkan keuntungan yang banyak.
Mau tahu siapa saja mereka? Berikut orang-orang cacata fisik yang dieksploitasi pada masanya
Myrtle Corbin
Terlahir dengan empat kaki, Myrtle Corbin jadi tontonan banyak orang di sirkus. Padahal ada fakta mengerikan di balik kondisi fisiknya ini
Myrtle Corbin sudah dijadikan bintang sirkus sejak muda karena kondisinya yang sangat unik.
Myrtle mempunyai empat kaki, tetapi hanya dua kaki yang bisa digunakan berjalan. Kondisi itu disebabkan oleh dipygus, yakni kelainan yang membuat penderitanya mempunyai anggota tubuh tambahan. Sebetulnya Myrtle mempunyai saudara kembar.
Namun karena perkembangannya di rahim nggak sempurna, saudara Myrtle hanya tumbuh seadanya menjadi dua kaki tambahan.
Grady Franklin
Terlahir dengan jari-jari tangan dan kaki yang menyatu, Grady Franklin disebut Bocah Lobster. Dia dijadikan tontonan sirkus, padahal kehidupan aslinya menyedihkan
Grady Franklin Stiles Jr. lahir pada tahun 1937. Dia terlahir dengan jari-jari tangan dan kaki yang menyatu. Kondisi itu membuatnya dijuluki Bocah Lobster.
Grady pun dijadikan tontonan bagi banyak orang di sirkus.
Padahal kehidupan aslinya sungguh menyedihkan. Dia nggak bisa berjalan sehingga harus menggunakan kursi roda, dan sulit memegang barang-barang karena kondisi tangannya.
Ella Harper
Ella Harper mempunyai sepasang kaki yang menghadap ke belakang, jadi dia disebut Gadis Unta. Kondisi ini membuatnya jadi bintang sirkus yang terkenal
Gadis ini lahir pada tahun 1870 dengan congenital genu recurvatum. Kondisi itu membuat sepasang kakinya menghadap ke belakang. Jika Ella menapakkan tangannya ke bawah, dia menyerupai seekor unta.
Hal itu dimanfaatkan oleh penyelenggara sirkus untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Bahkan saat Ella muda, dia sudah bisa memperoleh uang 2,5 juta rupiah per minggu.
Si kembar Pip dan Flip
Si kembar Pip dan Flip jadi tontonan sirkus pada tahun 1930-an. Keduanya terlahir dengan kondisi langka, yaitu ukuran kepala yang lebih kecil dari ukuran normal
Dengan nama panggung Pip dan Flip, kedua anak kembar ini sering tampil di sirkus pada tahun 1930-an. Mereka terlahir dengan microcephaly, yakni kelainan sistem saraf yang membuat ukuran kepala jadi lebih kecil.
Biasanya ini terjadi karena perkembangan otak nggak normal, sehingga bisa menyebabkan keterbelakangan mental.
Harusnya mereka dapat bantuan supaya bisa menjalani hidup dengan baik.
Minnie Woolsey
Minnie Woolsey menderita sindrom langka yang membuat dirinya dijuluki Gadis Burung. Dia juga disuruh menggunakan kostum bulu agar tampak lebih menjiwai
Lahir pada tahun 1880, Minnie Woolsey menderita virchow-sechel. Sindrom ini membuat Minnie mempunyai badan yang sangat pendek, kepala kecil, mata dan telinga besar, serta hidung yang seperti paruh burung.
Dia juga menderita cacat mental ringan. Minnie pun direkrut menjadi pemain sirkus. Dia disuruh memakai baju bulu saat tampil agar makin menyerupai burung.
Nah itulah dia sederet orang cacat fisik yang dijadikan tontonan sirkus di masanya. Beruntunglah karena kini hak asasi manusia sudah ditegakkan dan tidak ada lagi manusia cacat yang dieksploitasi.
Namun sayangnya, kini sirkus diganti dengan hewan. Misalnya saja sirkus lumba-lumba, gajah, dan sirkus lainnya. Bahkan tak jarang hewan-hewan itu mendapat perlakuan tidak semestinya dari pemilik sirkus.
Semoga ke depannya ada aturan tegas soal eksploitasi hewan ini ya. Mereka juga berhak mendapat hidup layak di habitatnya masing-masing, tidak di penangkaran atau peliharaan tukang sirkus. [*/Jly]