Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: Pemerintah Indonesia berencana akan tambah utang hingga Rp 1.654,92 triliun di tahun 2021.
Padangkita - Sebagai negara berkembang Indonesia kerap melakukan utang untuk menutupi kebutuha. Menurut laporan, sejak akhir Desemberi 2020 lalu utang pemerintah Indonesia bahkan telah mencapai Rp 6.000 triliun.
Meski miliki utang setinggi gunung, namun Pemerinta Indonesia justru akan kembali berutang sebesar Rp1.654,92 triliun di tahun 2021. Uang tersebut akan digunakan untuk menutupi defisit anggaran dan membayar utang jatuh tempo.
Dilansir dari Kompas, defisit APBN sampai akhir Desember 2020 lalu telah mencapai Rp 956,30 triliun.
Selama 2020 lalu, pemerintah Indonesia bahkan telah menambah utang hingga Rp 1.295,28 triliun. Bahkan utang pemerintah Indonesia telah bertambah hingga 27,1 persen menjadi Rp 6074,56 triliun.
Menurut laporan APBN KiTa, rasio utang pemerintah setara 36,68 persen Produk Domestik Bruto (PDB).
"Komposisi utang Pemerintah tetap dijaga dalam batas tertentu sebagai pengendalian risiko sekaligus menjaga keseimbangan makro ekonomi, di mana UU No. 17/2003 mengatur batasan maksimal rasio utang Pemerintah adalah 60 persen," tulis laporan APBN KiTa pada Januari 2021.
Dalam sebuah kesempatan Kementerian Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut utang pemerintah meningkat tahun lalu disebabkan resesi ekonomi karena Covid-19.
Pemerintah mengklaim, anggaran tahun lalu mendapat tambahan beban pembiayaan untuk pemulihan ekonomi nasional dan penanganan masalah kesehatan.
Rencana pemerintah Indonesia untuk kembali berutang tentu menarik perhatian berbagai pihak. Salah satunya yakni pakar ekonom senior Rizal Ramli.
Rizal mengatakan bahwa kondisi utang pemerintah sudah berada di lampu merah. Bahkan ia menganggap hal itu dapat berpotensi menganggu kredibilitas anggaran.
“Benar yang dikatakan Rizal Ramli, nambah utang untuk bayar utang,” ujar Rizal seperti dilansir dari Indonews, Minggu (17/1/2021).