Meski begitu, orang tuanya menganggap dirinya perempuan yang tomboy lantaran pemikiran orang desa yang tidak terlalu dipermasalahkan.
"Ya menyamankan diri. Karena orang tua kan memandangnya cewek saat itu, terus juga tetangga-tetangga dan lingkungan memandang saya itu cewek," ujarnya.
Kevin mengatakan saat itu dirinya mencoba menyamankan diri hingga melewati masa puber walaupun tidak mengalami.
Saat ditanya Gritte apakah Kevin pernah mempunyai perasaan bahwa dirinya mungkin laki-laki, Kevin pun mengiyakan.
Baca juga: Takut Tertipu Make-up, Calon Pengantin Wanita Ini Diminta Cuci Muka Sebelum Nikah, Semua Terkejut
"Ada sih karena mulai perubahan sikap ya. Namanya juga manusia tertarik antara satu sama lainnya. Jadi saya tertarik dengan seseorang (cewek)."
Saat kelas 3 SD, ia sering menunjukkan sikap-sikap seperti anak laki-laki. Kevin mengaku mulai gemar berpenampilan layaknya laki-laki, berolahraga, bahkan berkelahi dengan temannya.
"Ya makanya saya berpikirnya, ya yang lain lah (adalah laki-laki)," ujar Kevin.
Ia juga mengatakan perubahan dirinya terjadi ketika tumbuh rambut jenggot 1-2 helai pada janggutnya.
Melihat hal itu, pada 2014, Kevin akhirnya memberanikan diri untuk memeriksakan kondisinya ke dokter.
Dengan menggunakan uang sendiri, ia berpamitan kepada orang tua untuk pergi ke dokter.
Saat itu, Kevin melakukan USG dengan biaya Rp 70.000. Namun sayangnya, ia mengatakan dokter spesialis kandungan di daerahnya, Tegal, tidak mampu menanganinya.
"Sebenarnya di rumah sakit daerah itu nggak memiliki alat yang memadai jadi dirujuk ke Semarang," ungkapnya.