
Abdul Gani Muda (foto: suryadi)
Berkat kegigihan dan segala usahanya, Abdul Gani pun menjadi orang kaya dan terpandang di Koto Gadang saat itu. Ia pun menjadi orang yang disegani di negerinya.
Atas bantuan Steinmentz pula, bersama saudaranya, Abdul Rahman Dt. Dinagari Urang Kayo Basa, mereka berhasil menempatkan keluarga dan sanak famili mereka di sejumlah sekolah-sekolah rakyat yang baru dibuka. Mereka pun mendapatkan jabatan-jabatan strategis dan empuk seperti kepala laras, pakus, penghulu kepala, jaksa, jurutulis, dll.
Baca juga : Inilah Tokoh Minang yang Kembalikan Indonesia Jadi Negara Kesatuan
"Ibarat bos mafia, dia menempatkan orang-orangnya dalam usaha bisnis yang dijalaninya," tulis Suryadi dalam blognya.
Naluri bisnisnya tajam, instingnya kuat. Selain itu kedekatannya dengan pejabat-pejabat Belanda membuat Abdul Gani mudah untuk memperluas akses dan usaha bisnisnya. Salah satunya adalah ketika dia memenangkan tender pengangkatan kopi milik perusahan Belanda ke sejumlah trayek.
Bahkan bisnisnya semakin meluas dan melebar, bisnis lain yang dia garap adalah pengangkutan jemaah haji ke Mekah. Usahanya hampir menguasai sektor-sektor yang basah saat itu.
"Para pejabat Belanda tak tahan godaan uang semirnya. Belakangan usaha bisnisnya makin melebar, termasuk jasa pengangkutan jemaah haji ke Mekah. Para pebisnis Indo, Cina dan Belanda sendiri gentar juga menghadapi bisnis Abdul Gani," lanjut tulisan Suryadi.
Berkat kesusksesan bisnisnya tersebut, Sumatra Courant edisi 18 Oktober 1876 pernah memuat laporan bahwa pengusaha-pengusaha swasta Belanda pun dibuat tak berkutik olehnya. Mereka pun khawatir menghadapi sepak terjang bisnis Abdul Gani tersebut.
Tidak hanya soal urusan bisnis, Abdul Gani pun masuk dalam arena politik. Dia pernah menantang Kepala Laras IV Koto waktu itu, Datuak Kayo dalam pemilihan kepala Laras. Waktu itu, kepala laras adalah jabatan yang sangat strategis. Pemilihan kepala laras pun biasanya penuh trik dan intrik.
Datuak Kayo awalnya optimis dirinya bisa kembali memenangkan pemilihan tersebut. Menurutnya walaupun Abdul Gani kaya dan banyak uang namun Abdul Gani tak kan bisa memenangkan pemilihan tersebut. Namun uang dan politik berkata lain, Datuak Kayo
kalah dan tersingkir.