Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: BBPOM Padang hanya melakukan pengawasan terhadap sarana pelayanan kefarmasian berbasis risiko sebanyak satu hingga dua kali setiap tahunnya.
Padang, Padangkita.com - Balai Besar Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BBPOM) Padang hanya melakukan pengawasan terhadap sarana pelayanan kefarmasian berbasis risiko sebanyak satu hingga dua kali setiap tahunnya.
Kepala BBPOM Padang, Firdaus Umar mengatakan, pihaknya mengawasi sarana kefarmasian yang berpotensi melakukan pelanggaran atau sarana hasil pengawasan di tahun sebelumnya.
"Jadi pengawasan yang kami lakukan itu menyasar ke sarana pelayanan kefarmasian berbasis risiko sebanyak satu hingga dua kali setiap tahunnya," kata Firdaus Umar kepada Padangkita.com, Selasa (16/2/2021).
Pasca-terungkapnya apotek yang menjual obat penggugur kandungan di kawasan Tarandam, Kecamatan Padang Timur, kata Firdaus, pihaknya akan segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan.
"Kami cari waktu yang pas. Untuk saat ini mereka masih tiarap," katanya.
Firdaus mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang terkait penanganan kasus yang menjerat sebanyak enam pelaku tersebut.
Firdaus mengatakan, pihak Polresta Padang meminta keterangan ahli dari BBPOM dengan tujuan sebagai kelengkapan dalam pembuktian di persidangan.
"Kemarin kami sudah saling koordinasi. Mereka (Polresta) bersurat untuk meminta ahli dari kami dan kami juga sudah melihat produk-produk yang mereka amankan," ujarnya.
Sebelumnya, enam pelaku ditangkap oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Padang dalam kasus praktik penjualan obat aborsi.
Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang mengatakan, keenam pelaku berinisial IFM, 50 tahun, SWS, 50 tahun, AHS, 20 tahun, NFZ, 20 tahun, FLS, 20 tahun, dan ASS, 25 tahun.
Baca juga: Apotek Penjual Obat Penggugur Kandungan di Padang Terancam Ditutup
"Dua pelaku (IFM dan SWS) merupakan pasangan suami istri (pasutri) pemilik apotek, sementara empat pelaku lainnya pelaku aborsi yang membeli obat penggugur di salah satu tempat penjualan obat kawasan Tarandam tersebut," kata Rico. [pkt]