PadangKita – Dua korban ledakan tambang Sawahlunto mengalami luka bakar grade dua dan trauma inhalasi, sehingga memerlukan perawatan intensif.
Gustavianof, Pejabat Pemberi Informasi RSUP Dr M Djamil Padang mengatakan kedua korban mengalami luka bakar serius yang masuk dalam kategori grade dua. Selain itu juga mengalami trauma inhalasi akibat respon inflamasi jalan nafas yang disebabkan kebakaran.
“Saat ini pihak rumah sakit masih terus melakukan upaya intensif untuk menyelamatkan korban,” ujar Gustavianof, Rabu (29/3/2017).
Baca Juga :
Tambang Batu Bara di Sawahlunto Meledak, 2 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Korban Ledakan Tambang Dirujuk ke Padang
Dua korban, masing-masing Ridwan (37), dan Yusrizal (38) sebelumnya ditangani di RSUD Sawahlunto dengan kondisi mengalami luka bakar 84 persen.
Namun, keduanya kemudian dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Kedua korban merupakan pekerja tambang batu bara di areal PT Bara Mitra Kencana (BMK) di Nagari Tanah Kuning, Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto.
Ledakan di areal tambang bawah tanah tersebut, terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Diduga ledakan dipicu gumpalan gas dan udara yang ada di dalam tambang dengan kedalaman 160 meter.
Baca Juga :
Riwayat Ledakan Tambang Batubara Sawahlunto
Polisi Selidiki Ledakan Tambang Batu Bara di Sawahlunto
Bencana ledakan tambang di Sawahlunto bukan lah kali pertama. Sebelumnya, ledakan yang merenggut banyak korban terjadi pada Selasa, 16 Juni 2009 yang menewaskan 31 orang.
Selanjutnya, pada Jumat, 24 Januari 2014 di Desa Parambahan dan Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi menyebabkan empat orang meninggal.
Kemudian pada Selasa, 28 Juni 2016 terjadi ledakan di areal tambang milik PT NAL di Desa Salak, Kecamatan Talawi menyebabkan tiga orang meninggal. (Aidil Sikumbang)