Padang, Padangkita.com - Wakil Ketua DPRD Sumbar, Irsyad Safar menanggapi pernyataan Polresta Padang soal larangan untuk para pengurus masjid dan musala, agar tidak mengundang ustaz yang menjurus ke radikalisme selama Ramadan.
Dia menilai ini malah bakal menimbulkan kebingungan, karena imbauan itu tak diiringi acuan yang jelas.
"Tentu sepakat semua bentuk menolak radikalisme, ini sejalan dengan semangat islam sendiri yang rahmatan lil alamin dan pancasila. Tentu perlu ada acuan dari lembaga yang berkompeten. Ustadz ini siapa? siapa lembaga yang berhak merilis?" ujar Irsyad Safar dihubungi Padangkita.com, Jumat (25/3/2022).
Diketahui sebelumnya, Kasat Binmas Polresta Padang Kompol Darto meminta para pengurus masjid dan musala agar tidak mengundang ustaz paham radikal untuk mengisi ceramah Ramadan.
“Kami sangat berharap kepada para pengurus masjid atau musala agar para penceramah selama Ramadan nantinya tidak menanamkan sikap mengasut kebencian kepada suatu kelompok,” kata dia dalam kegiatan peningkatan kapasitas pencegahan radikalisme dengan tema “Capacity Building Peran Polri Dalam Pencegahan Radikalisme” di Kelurahan Tarantang Lubuk Kilangan, Kota Padang, Kamis (24/3/2022).
Menurut Irsyad yang juga Anggota Dewan Majelis Syuro PKS ini, himbauan ini mestinya dudukung data jelas, karena akan menjadi bias jika tak ada daftar penceramah radikal, yang dilarang.
Dia menjelaskan, sebelumya, untuk skala nasional saja soal daftar penceramah atau ulama radikal seperti yang dirilis BNPT, hasilnya diragukan, pasca masuknya Ustadz Abdul Somad di data tersebut.
Jikapun kata dia, untuk mencangkup wilayah kota atau provinsi, soal pelabelan radikal kepada nama-nama penceramah, harusnya pemerintah melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), baik di pusat dan daerah, untuk merilis data yang dibutuhkan.
Jika himbauan tersebut hanya sekadar himbauan, Irsyad khawatir, jangan sampai isu radikalisme dimanfaatkan untuk menghambat syiar Islam yang membuat masyarakat terpecah dan teradu domba.
Baca Juga: Polresta Padang Imbau Pengurus Masjid dan Musala Tak Undang Ustaz yang Menjurus Radikalisme
"Saat ini umat islam sangat sensitif. Contoh lain, untuk mudik sekarang syaratnya harus vaksin booster, sedangkan mudik saat perayaan agama lain tidak ada," jelas dia. [isr]