Sehingga dia beranggapan, sekolah tatap muka di Sumbar belum tepat dilaksanakan pada minggu pertama ini. Lebih baik jika sekolah tatap muka dilaksanakan pada minggu ketiga. Sebab pada minggu itu sudah dapat diketahui apakah ada peningkatan kasus positif Covid-19 atau tidak.

Pakar Epidemiologi Universitas Andalas (Unand), Defriman Djafri. [Foto: Ils]
Defriman menambahkan, skenario yang telah diaplikasikan pada sekolah tatap muka ini harus dimonitor dan dievaluasi secara berkala agar perkembangan kasus Covid-19 di sekolah-sekolah dapat termonitor dengan baik serta menjamin sekolah tatap muka ini benar-benar aman.
Selain itu, ia mengingatkan agar penerapan protokol kesehatan diterapkan secara ketat.
“Skenario tidak secara serentak itu sudah bagus menurut saya dan perlu dipastikan itu adalah apakah benar-benar siswa ini, di sekolah itu sudah disiapkan skenario prokesnya, itu yang perlu dipastikan, dimonitor dan evaluasi,” ingatnya.
Baca juga: Belajar Tatap Muka Awal 2021, Gubernur Sumbar: Tergantung Kesiapan Sekolah dan Izin Orang Tua
Dia berharap, sekolah tatap muka ini dapat berjalan dengan baik dan penambahan kasus positif Covid-19 dapat ditekan dan stabil. “Jika saat minggu ketiga terjadi lonjakan kasus, maka memang harus ditutup, ini fleksibel saja,” tutup dia. [pkt]