Harga Tahu dan Tempe di Padang Masih Normal, tapi Kedelai Mulai Langka

Berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru: Melonjaknya harga impor kedelai dari negara-negara produsen ke Indonesia berdampak ke Kota Padang. Akibatnya, sejumlah bahan pokok yang terbuat dari kedelai terancam naik.

Ilustrasi Kedelai. [Foto: Ist]

Berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru: Harga impor Kedelai melonjak, sementara harga tahu dan tempe di Kota Padang masih normal.

Padang, Padangkita.com - Melonjaknya harga impor kedelai dari negara-negara produsen ke Indonesia berdampak ke Kota Padang. Akibatnya, sejumlah bahan pokok yang terbuat dari kedelai terancam naik.

Pantauan Padangkita.com, Rabu (6/1/2021) di Pasar Raya Padang, hingga saat ini harga jual kedelai masih berada pada harga normal. Begitu juga dengan harga sejumlah bahan pokok yang terbuat dari kedelai, seperti tahu dan tempe.

Namun, para pedagang sudah mulai mengeluh terkait kelangkaan kedelai dan juga lonjakan harganya.

Dedi, 45 tahun, salah seorang pedagang tahu dan tempe mengatakan, akibat kenaikan harga kedelai ia merasa kesulitan untuk mendapatkan stok tahu yang akan ia jual kembali di Pasar Raya Padang.

Ia yang membuat tempe secara mandiri di rumahnya juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan utama untuk membuat tempe, yaitu kedelai.

“Agak susah mencari barang jualan (tahu, tempe). Kalau tahu saya biasanya dapat lima boks lebih sekarang bisanya cuma dua boks. Kalau tempe kan kebetulan kakak saya yang bikin di rumah, mencari bahan bakunya pula yang susah. Kita berebutan sama yang lain,” katanya kepada Padangkita.com.

Menurut Dedi, jika kelangkaan dan mahalnya harga kedelai ini terus berlanjut, ia secara terpaksa juga akan menaikan harga tahu dan tempe yang ia jual.

“Sekarang harga tahu masih Rp900, itu yang besar, yang kecil Rp500, dan tempe kita jual Rp8.000. Kalau kita naikkan mungkin untuk tempe bisa kita jual Rp10.000 sampai Rp12.000, tahu naiknya bisa Rp1.000 atau lebih,” terang Dedi.

Wandi, 47 tahu, pedagang lainnya mengatakan, harga kedelai saat ini berkisar Rp9.000 hingga Rp12.000 per kilogram. “Barangnya cukup langka, kalau masih tetap seperti ini, mungkin bisa naik lagi,” katanya.

Sementara itu, Dinas Perdagangan Kota Padang, Andree Algamar mengatakan, hingga saat ini stok dan kebutuhan kedelai di Kota Padang masih mencukupi. Namun ia tidak memungkiri adanya kenaikan harga dan kelangkaan kedelai.

“Kenaikan kedelai ini isu nasional, jadi seluruh pasar di Indonesia mengalami kenaikan saat ini, bukan di Padang Saja,” kata Andree.

Menurut Andree, kenaikan harga dan kelangkaan kedelai ini terjadi akibat naiknya harga impor kedelai dari negara-negara produsen serta adanya negara yang menaikkan jumlah impor kedelai di negaranya.

Meski demikian, ia mengaku telah mengambil upaya tertentu agar harga dan kecukupan kedelai tetap stabil di Kota Padang.

Baca juga: Harga Cabai di Padang Mulai Turun, Rp50.000 hingga Rp52.000 per Kilogram

“Langkah kita menjaga agar tidak ada penumpukan di distributor, mencari substitusinya, dan menggenjot produksi kedelai dalam negeri. Hingga saat ini kita masih berkoordinasi dan menunggu pemerintah pusat,” terang Andree. [pkt]


Baca berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala
Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala
Terdata 670 TPS Liar di Padang, Hendri Septa sebut Kota Darurat Sampah
Terdata 670 TPS Liar di Padang, Hendri Septa sebut Kota Darurat Sampah
Polresta Padang Musnahkan Lebih 18 Kilogram Ganja dan 174 Gram Sabu
Polresta Padang Musnahkan Lebih 18 Kilogram Ganja dan 174 Gram Sabu
Forkopimda Padang Rumuskan Sanksi Pelaku Tawuran, Kapolresta Usul Pendidikan Semimiliter
Forkopimda Padang Rumuskan Sanksi Pelaku Tawuran, Kapolresta Usul Pendidikan Semimiliter
Sejarah Balai Kota Padang dari Masa ke Masa, dari Kawasan Muaro ke Aie Pacah
Sejarah Balai Kota Padang dari Masa ke Masa, dari Kawasan Muaro ke Aie Pacah
Simulasi Evakuasi Bencana Minimal 1 Kali Setahun, Kogami Dorong Terbitnya Perwako
Simulasi Evakuasi Bencana Minimal 1 Kali Setahun, Kogami Dorong Terbitnya Perwako