Dia mengungkapkan, sebagai upaya untuk mengurangi jumlah tenaga kesehatan yang terpapar, pihaknya mencoba untuk mengurangi beban tenaga kesehatan dalam bekerja agar tidak mengalami keletihan lewat pengaturan jam kerja.
“Memang kita mengurangi beban tenaga kesehatan agar tidak terlalu letih dia dalam melayani pasien Covid. Sekarang saja dengan jumlah kasus yang terus bertambah, rumah sakit penuh, itu kan menjadi beban bagi nakes,” jelasnya.
Selain itu, Dinkes Sumbar juga meminta masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumbar sehingga terjadi penurunan jumlah kasus.
Hal tersebut karena jika tidak ada penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan masyarakat, maka kasus Covid-19 akan terus mengalami peningkatan sehingga jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit pun juga turut bertambah.
Ujung-ujungnya, tenaga kesehatan pun akan kembali berisiko tertular Covid-19.
Sementara itu, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman rizal mengatakan tenaga kesehatan merupakan benteng terakhir dalam penanganan Covid-19 di Sumbar.
Mereka terpapar karena kontak setiap hari dengan pasien saat meberikan pelayanan di rumah sakit.
Oleh karena itu, dia meminta tenaga kesehatan untuk berhati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan dalam bekerja.
“Kita minta masyarakat yang bertemu dengan tenaga kesehatan itu untuk jujur. Kalau ada demam atau (pernah) kontak sama dengan orang, jangan dekat-dekat lagi sama orang lain,” sebutnya.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Sumbar, dr Pom Harry Satria mengatakan saat ini ada 80 dokter di Sumbar yang menjalani perawatan karena terpapar Covid-19.
Baca Juga: Kepala Puskesmas di Padang Meninggal Dunia karena Covid-19, Andani: Korban Kekacauan Penanganan
Berdasarkan catatan Padangkita.com, hingga saat ini, sudah empat orang dokter di Sumbar yang meninggal dunia karena Covid-19. [fru]